Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) RI, Syafruddin menginginkan mahasiswa dapat menjadi "influencer" dalam menggelorakan pemanfaatan Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (Lapor).
"Kalangan mahasiswa yang sekarang disebut generasi milenial jumlahnya sangat banyak, jika semua bisa menjadi influencer dalam terobosan ini, maka saya optimis pelayanan publik yang kita harapkan semakin baik dapat terwujud," kata Syafruddin di Banjarbaru, Kamis.
Hal itu dikatakan sang menteri saat Kuliah Umum di Auditorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan sekaligus menghadiri launching aplikasi LAPOR versi 3.0.
Syafruddin yang pernah menjabat Kapolda Kalsel selama periode 2010 hingga 2012, melihat potensi jumlah mahasiswa di ULM yang mencapai 30 ribu, maka jika semua menjadi influencer dapat mempengaruhi penduduk Kalimantan Selatan yang kini hampir 4 juta jiwa.
Untuk itulah, kata dia, event bertajuk "Lapor goes to Campus" yang dihadirinya tersebut sudah sangat tepat, mengingat pentingnya peran perguruan tinggi dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Begitu juga untuk segala kebijakan pemerintah dan aparatur negara semuanya dalam hal pelayanan, diharapkannya selalu melibatkan akademisi di kampus memberikan bahan masukan.
"Tahun ini hanya ada tiga kampus yang kami tunjuk sebagai penyelenggara yaitu ULM di Kalimantan, Universitas Diponegoro Semarang di Jawa dan Universitas Sriwijaya Palembang di Sumatera," ungkapnya.
Dijelaskan Syafruddin, penunjukan Kalimantan Selatan bukan tanpa alasan. Namun berdasarkan prestasi yang berhasil diraih daerah seperti sistem akuntabilitas kinerja nilainya A dan satu-satunya provinsi di luar Pulau Jawa mendapatkannya.
Kemudian Kalsel juga masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari 5.156 inovasi yang diseleksi dengan nilai 65,95.
"Kota Banjarmasin 3 terbaik pengguna aplikasi Lapor. Pemprov Kalsel juga pertama menandatangani komitmen perluasan aplikasi Lapor dari seluruh provinsi sekaligus menjadi proyek percontohan nasional, sehingga deretan prestasi tingkat nasional ini menjadi perhatian pemerintah pusat,"
papar purnawirawan jenderal polisi bintang tiga itu.
Syafruddin menyatakan, membangun partisipasi publik memang menjadi tujuan dari keberadaan "Lapor". Dimana antara pemerintah dan masyarakat didekatkan tanpa ada sekat-sekat jarak lagi.
Baca juga: 42 PNS diberhentikan oleh Badan Pertimbangan Kepegawaian
Karena menurutnya, jika pemerintah dan publik jauh jaraknya, maka akan sulit pemerintahan berhasil dalam roda pembangunan yang tujuannya untuk mensejahterakan rakyat.
"Sekarang di era teknologi digital paling gampang merealisasikannya. Tinggal mengontrol dan menindaklanjuti semua laporan yang masuk. Alhamdulilah, Lapor versi 3.0 dengan fitur-fitur baru, semakin mempercepat tindak lanjut aduan untuk disampaikan kepada instansi yang berwenang," tandas mantan Wakapolri itu, sembari membeberkan laporan yang masuk tidak hanya melulu komplain, namun banyak juga berisi harapan, masukan dan apresiasi dari masyarakat terhadap pelayanan publik yang sudah baik.
Dalam kesempatan itu, Syafruddin yang turut didampingi Deputi Bidang Pelayanan Publik Prof Dr Diah Natalisa juga memberikan penghargaan kepada Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi atas komitmennya dalam peningkatan pelayanan publik yang lebih baik.
Sementara Sahbirin Noor mengaku kehadiran dari Menpan-RB memberikan arahan secara langsung menjadi suntikan moral jajarannya untuk terus berupaya semakin transparan dan akuntabel dalam pengelolaan pemerintahan.
Baca juga: Kebutuhan ASN 2019 sebanyak 254.173 orang, terbesar untuk daerah
Baca juga: Menteri PANRB tinjau pelayanan di KBRI Qatar
"Kami ingin semua aparat bergerak untuk selalu dekat dengan rakyat, sehingga segala masalah bisa dibicarakan melalui komunikasi yang harmonis. Dan aplikasi Lapor ini sangat bagus menuju harapan bersama agar pelayanan publik terus diawasi dan mendapat kritik serta saran dari masyarakat," tuturnya.
Senada disampaikan Sutarto Hadi yang juga berkomitmen memaksimalkan keberadaan "Lapor" agar bisa dimanfaatkan seluruh civitas akademika ULM.
"Dengan aplikasi Lapor ini bisa anonim tanpa menyebutkan nama, jadi mahasiswa misalnya, bisa melaporkan dosen, dekan atau bahkan rektor sekalipun. Sehingga semua sekat bisa dibuka dan kehidupan kampus jadi sangat demokratis sehingga pada akhirnya memajukan kampus itu sendiri," pungkasnya.
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (Lapor) dapat dibuka di portal www.lapor.go.id atau versi android di Google Playstore "SP4N LAPOR".
Masyarakat cukup mengetik pengaduannya di kolom yang tersedia dan memilih kategori yang sesuai.
Aplikasi Lapor yang dikoordinir Kemenpan-RB itu sudah terhubung dengan 34 kementerian, 98 lembaga, 384 pemkab, 89 pemkot, dan 34 provinsi dengan jumlah laporan hingga sekarang mencapai 500.325.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kalangan mahasiswa yang sekarang disebut generasi milenial jumlahnya sangat banyak, jika semua bisa menjadi influencer dalam terobosan ini, maka saya optimis pelayanan publik yang kita harapkan semakin baik dapat terwujud," kata Syafruddin di Banjarbaru, Kamis.
Hal itu dikatakan sang menteri saat Kuliah Umum di Auditorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan sekaligus menghadiri launching aplikasi LAPOR versi 3.0.
Syafruddin yang pernah menjabat Kapolda Kalsel selama periode 2010 hingga 2012, melihat potensi jumlah mahasiswa di ULM yang mencapai 30 ribu, maka jika semua menjadi influencer dapat mempengaruhi penduduk Kalimantan Selatan yang kini hampir 4 juta jiwa.
Untuk itulah, kata dia, event bertajuk "Lapor goes to Campus" yang dihadirinya tersebut sudah sangat tepat, mengingat pentingnya peran perguruan tinggi dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Begitu juga untuk segala kebijakan pemerintah dan aparatur negara semuanya dalam hal pelayanan, diharapkannya selalu melibatkan akademisi di kampus memberikan bahan masukan.
"Tahun ini hanya ada tiga kampus yang kami tunjuk sebagai penyelenggara yaitu ULM di Kalimantan, Universitas Diponegoro Semarang di Jawa dan Universitas Sriwijaya Palembang di Sumatera," ungkapnya.
Dijelaskan Syafruddin, penunjukan Kalimantan Selatan bukan tanpa alasan. Namun berdasarkan prestasi yang berhasil diraih daerah seperti sistem akuntabilitas kinerja nilainya A dan satu-satunya provinsi di luar Pulau Jawa mendapatkannya.
Kemudian Kalsel juga masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari 5.156 inovasi yang diseleksi dengan nilai 65,95.
"Kota Banjarmasin 3 terbaik pengguna aplikasi Lapor. Pemprov Kalsel juga pertama menandatangani komitmen perluasan aplikasi Lapor dari seluruh provinsi sekaligus menjadi proyek percontohan nasional, sehingga deretan prestasi tingkat nasional ini menjadi perhatian pemerintah pusat,"
papar purnawirawan jenderal polisi bintang tiga itu.
Syafruddin menyatakan, membangun partisipasi publik memang menjadi tujuan dari keberadaan "Lapor". Dimana antara pemerintah dan masyarakat didekatkan tanpa ada sekat-sekat jarak lagi.
Baca juga: 42 PNS diberhentikan oleh Badan Pertimbangan Kepegawaian
Karena menurutnya, jika pemerintah dan publik jauh jaraknya, maka akan sulit pemerintahan berhasil dalam roda pembangunan yang tujuannya untuk mensejahterakan rakyat.
"Sekarang di era teknologi digital paling gampang merealisasikannya. Tinggal mengontrol dan menindaklanjuti semua laporan yang masuk. Alhamdulilah, Lapor versi 3.0 dengan fitur-fitur baru, semakin mempercepat tindak lanjut aduan untuk disampaikan kepada instansi yang berwenang," tandas mantan Wakapolri itu, sembari membeberkan laporan yang masuk tidak hanya melulu komplain, namun banyak juga berisi harapan, masukan dan apresiasi dari masyarakat terhadap pelayanan publik yang sudah baik.
Dalam kesempatan itu, Syafruddin yang turut didampingi Deputi Bidang Pelayanan Publik Prof Dr Diah Natalisa juga memberikan penghargaan kepada Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi atas komitmennya dalam peningkatan pelayanan publik yang lebih baik.
Sementara Sahbirin Noor mengaku kehadiran dari Menpan-RB memberikan arahan secara langsung menjadi suntikan moral jajarannya untuk terus berupaya semakin transparan dan akuntabel dalam pengelolaan pemerintahan.
Baca juga: Kebutuhan ASN 2019 sebanyak 254.173 orang, terbesar untuk daerah
Baca juga: Menteri PANRB tinjau pelayanan di KBRI Qatar
"Kami ingin semua aparat bergerak untuk selalu dekat dengan rakyat, sehingga segala masalah bisa dibicarakan melalui komunikasi yang harmonis. Dan aplikasi Lapor ini sangat bagus menuju harapan bersama agar pelayanan publik terus diawasi dan mendapat kritik serta saran dari masyarakat," tuturnya.
Senada disampaikan Sutarto Hadi yang juga berkomitmen memaksimalkan keberadaan "Lapor" agar bisa dimanfaatkan seluruh civitas akademika ULM.
"Dengan aplikasi Lapor ini bisa anonim tanpa menyebutkan nama, jadi mahasiswa misalnya, bisa melaporkan dosen, dekan atau bahkan rektor sekalipun. Sehingga semua sekat bisa dibuka dan kehidupan kampus jadi sangat demokratis sehingga pada akhirnya memajukan kampus itu sendiri," pungkasnya.
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (Lapor) dapat dibuka di portal www.lapor.go.id atau versi android di Google Playstore "SP4N LAPOR".
Masyarakat cukup mengetik pengaduannya di kolom yang tersedia dan memilih kategori yang sesuai.
Aplikasi Lapor yang dikoordinir Kemenpan-RB itu sudah terhubung dengan 34 kementerian, 98 lembaga, 384 pemkab, 89 pemkot, dan 34 provinsi dengan jumlah laporan hingga sekarang mencapai 500.325.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019