Penanganan kasus stunting masih menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Rembuk stunting bahkan dilaksanakan hingga ketingkat desa.
Camat Banjang Syarwani membuka rembuk stunting yang dilaksanakan melalui program inovasi desa di wilayahnya.
Baca juga: PKK Kalsel tergiur buah pekarangan warga Tigarun
"Ada beberapa desa di wilayah Banjang yag menjadi locus stunting yakni Pawalutan, Rantau Bujur, Kaludan Kecil dan Baruh Tabing," ujar Syarwani di Amuntai, Selasa.
Syarwani mengatakan, tim pelaksana inovasi desa (TPID) turut berperan menggelar rembuk stunting agar permasalahannya juga mendapat perhatian luas dari masyarakat khususnya di kecamatan Banjang.
Dikatakannya, rembuk stunting merupakan bagian dari kegiatan TPID, semua desa melaksanakan kegiatan rembuk stunting dimana hasil rembuk di bawa ke musyawarah desa.
Baca juga: Disdik terus dorong satuan pendidikan capai akreditasi
Melalui kegiatan pengembangan sumber daya manusia (PSDM) dilaksanakan rembuk stunting untuk meningkatkan pengetahuan mengenai stunting dan menggali aspirasi untuk mencegah terjadinya kasus stunting di Kecamatan Banjang.
"Kita undang Ketua BPD dan anggota, kader desa, petugas puskesmas, pendampng kecamatan dan desa, para ibu hamil dan menyusui serta unsur PKK desa," kata Syarwani.
Dijelaskannya, stunting merupakan kondisi tinggi badan anak jauh lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Penyebabnya karena kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan.
Baca juga: BNNP ringkus petani HSU pengedar 40 paket sabu-sabu
"Biasanya gejala Stunting ini mulai terlihat setelah anak berusia 2 tahun, badannya lebih kecil dan rendah dibanding anak seusianya," terang Syarwani.
Syarwani berharap melalui rembuk stunting yang dilaksanakan di Desa.Pandulangan ini dapat meningkatkan kepedulian dan peran masyarakat dalam membantu masalah gizi wanita hamil dan menyusui, karena sekarang mereka tahu bahwa masalah stunting berkaitan dengan kondisi kesehatan dan kecerdasan anak nantinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Camat Banjang Syarwani membuka rembuk stunting yang dilaksanakan melalui program inovasi desa di wilayahnya.
Baca juga: PKK Kalsel tergiur buah pekarangan warga Tigarun
"Ada beberapa desa di wilayah Banjang yag menjadi locus stunting yakni Pawalutan, Rantau Bujur, Kaludan Kecil dan Baruh Tabing," ujar Syarwani di Amuntai, Selasa.
Syarwani mengatakan, tim pelaksana inovasi desa (TPID) turut berperan menggelar rembuk stunting agar permasalahannya juga mendapat perhatian luas dari masyarakat khususnya di kecamatan Banjang.
Dikatakannya, rembuk stunting merupakan bagian dari kegiatan TPID, semua desa melaksanakan kegiatan rembuk stunting dimana hasil rembuk di bawa ke musyawarah desa.
Baca juga: Disdik terus dorong satuan pendidikan capai akreditasi
Melalui kegiatan pengembangan sumber daya manusia (PSDM) dilaksanakan rembuk stunting untuk meningkatkan pengetahuan mengenai stunting dan menggali aspirasi untuk mencegah terjadinya kasus stunting di Kecamatan Banjang.
"Kita undang Ketua BPD dan anggota, kader desa, petugas puskesmas, pendampng kecamatan dan desa, para ibu hamil dan menyusui serta unsur PKK desa," kata Syarwani.
Dijelaskannya, stunting merupakan kondisi tinggi badan anak jauh lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Penyebabnya karena kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan.
Baca juga: BNNP ringkus petani HSU pengedar 40 paket sabu-sabu
"Biasanya gejala Stunting ini mulai terlihat setelah anak berusia 2 tahun, badannya lebih kecil dan rendah dibanding anak seusianya," terang Syarwani.
Syarwani berharap melalui rembuk stunting yang dilaksanakan di Desa.Pandulangan ini dapat meningkatkan kepedulian dan peran masyarakat dalam membantu masalah gizi wanita hamil dan menyusui, karena sekarang mereka tahu bahwa masalah stunting berkaitan dengan kondisi kesehatan dan kecerdasan anak nantinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019