Oleh Imam Hanafi

Kotabaru, (Antaranews.Kalsel) - Pemkab Kotabaru, Kalimantan Selatan, berencana untuk bisa segera mengeksplorasi potensi gas metana atau CH4 di perut "Bumi Saijaan" daerah Bungkukan mulai Desember 2013.

"Insya Allah Desember nanti, potensi gas metan di kampung saya (Bungkukan), mulai diesksplorasi," kata Bupati Kotabaru H Irhamni Ridjani, di Kotabaru, Senin.

Menurut dia, deposit gas metan di Bungkukan, Kelumpang Barat, tersebut jauh lebih besar dibandingkan yang ada di Kalimantan Timur.

"Menurut hasil penelitian, potensi metan di Bungkukan lebih besar dari yang di Kaltim," ujar Bupati, tanpa menyebutkan jumlahnya secara detail.

Bupati Irhamni sebelumnya menjelaskan, sebuah perusahaan besar permigasan telah melakukan penelitian terhadap potensi gas metana di Kotabaru.

"Alhamdulillah, hasilnya ditemukan beberapa tempat memiliki potensi gas metana yang menurut dia sama dengan deposit yang ada di Kalimantan Timur," ujarnya.

Potensi gas metana tersebut, kata Bupati, setelah dilakukan eksplorasi diharapkan dapat segera dieksploitasi untuk kesejahteraan masyarakat Kotabaru.

"Kami ingin potensi yang ada ini kita manfaatkan untuk kemaslahatan umat bersama," lanjutnya.

Selain Pamukan Barat, dan beberapa kecamatan lainnya, Kabupaten Kotabaru juga memiliki potensi minyak dan gas, seperti di Pulau Larilarian.

Pulau Lari-Larian yang memiliki panjang sekitar 340 meter dengan lebar sekitar 146 meter atau total luas 3,5 hektare tersebut terletak di koordinat LS 03 drajat 32`53" dan BT 117 drajat 27`14".

Pulau yang luasnya sekitar 3,5 hektare tersebut memiliki potensi minyak dan gas bumi. Sebuah perusahaan swasta telah siap melakukan eksploitasi sumber daya alam di Pulau Larilarian atau Blok Sebuku.

Akhmad Rivai MSi, saat masih menjabat Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kotabaru, mengakatan, gas yang terkandung di dalam perut bumi Larilarian tersebut merupakan gas kering (dry gas) dengan kandungan 97-98 persen metana 0,5-0,75 mol persen CO2 dan 0,2-0,32 mol persen nitrogen dan 0 persen H2S.

Perusahaan PT Pearl Oil sebagai perusahaan yang akan mengeksploitasi potensi gas di Larilarian itu mengharapkan "delivery rate" atau tingkat pengiriman dari pengoperasian enam sumur adalah 100 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCTD) atau 100 juta standar metrik kaki kubik per hari.

Menurut perkiraan sementara, rencananya gas di Blok Sebuku itu akan dieksploitasi hingga 2020 atau selama sekitar sembilan tahun. 

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013