Puluhan warga Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, harus dilarikan ke RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas untuk mendapatkan pertolongan medis karena diduga keracunan makanan.
Diduga puluhan warga yang mengalami keracunan massal tersebut, usai menyantap makanan pada acara hajatan perkawinan yang digelar oleh salah satu warga setempat, kata Camat Dadahup Randu Ramba di Kuala Kapuas, Minggu (18/8).
“Kebetulan warga kami di Kecamatan Dadahup, tadi siang ada pesta perkawinan seperti biasa. Cuma kami tidak tahu, pada saat perkawinan tidak terjadi apa-apa. Nah setelah habis acara itu, informasi saja mereka ada yang muntah-muntah warga itu,” katanya menambahkan.
Sejumlah warga yang mengalami keracunan tersebut langsung dibawa ke Puskesmas Dadahup untuk mendapatkan pertolongan medis dengan kondisi fasilitas kesehatan yang ada.
Baca juga: Korban diduga keracunan saat buka puasa bersama capai 153 orang
“Karena di sana tempatnya (Puskesmas) kurang, sebagian warga dirujuk ke rumah sakit Kuala Kapuas. Mungkin informasi sementara, jumlahnya di atas 20 sampai 30 lah (korban),” kata Randu Ramba.
Ia menjelaskan, kejadian ini bermula saat warga menghadiri acara pesta perkawinan yang digelar oleh salah satu warga setempat. Usai pesta perkawinan, siang harinya warga yang sebelumnya mengonsumsi makanan di acara tersebut, kemudian muntah-muntah dan disertai dengan pusing kepala.
“Kami tidak tahu muntah-muntah itu akibat apa, nanti mungkin ada tim investigasi yang akan melihat apa penyebab itu. Kami tidak berani memastikan akibat apa,” kata Randu Ramba.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas dr Agus Waloyo mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya saat ini, korban keracunan yang ditangani di Puskemas Dadahup sekitar kurang lebih 50 orang korban.
Baca juga: Sepuluh Siswi SMP Keracunan Gas CO2
Baca juga: Hundreds Students Suffer Food Poisoning
“Untuk kondisi korban yang mengkhawatirkan dan harus mendapatkan penanganan lebih lanjut di rujuk ke RSUD Kapuas, ada sekitar 26 korban. Dan untuk pasien korban keracunan yang sudah datang di rumah sakit ada sebanyak 19 orang,” ucap Agus Waluyo.
Untuk korban yang paling banyak akibat keracunan sendiri, kata Agus, pihaknya belum bisa mengetahui secara detail pasien yang masuk di RSUD Kapuas, apakah banyak orang dewasa maupun anak-anak.
“Laporan terakhir kami terima, dari 19 orang itu memang ada anak-anak dan orang dewasa yang masuk. Namun kita belum mengetahui lagi,” katanya. Terkait persiapan di rumah sakit, pihaknya sudah menyiapkan berbagai keperluan bagi para korban yang akan ditanganinya. Dia meyakinkan pasien akan ditangani dengan baik sesuai prosedur.
“RSUD selalu siap karena sudah ada tim penanggulangan bencana yang sudah kami betuk sejak lama. Jadi begitu ada informasi kejadian keracunan seperti ini atau kejadian bencana alam lainnya, begitu ada kejadian, tim kami langsung bergerak. Jadi, sudah terkoordinir,” ujar Agus.
Untuk saat ini, tambahnya, sejumlah pasien korban keracunan ditempatkan di area loket pendaftaran dan kajebo. Ini karena sejumlah ruangan yang ada di RSUD Kapuas sudah penuh pasien.
“Kalau itu nanti memang terjadi ledakan pasien KLB (kejadian luar biasa) yang datang, itu nanti kami sudah bekerjasama dengan Dinas Sosial, BPBD dan Kepolisian nanti akan mendirikan tenda,”demikian Agus Waluyo.
Sementara hingga berita ini diturunkan, satu per satu warga korban keracunan yang diangkut menggunakan ambulans silih berganti berdatangan di RSUD Kapuas, membawa korban untuk mendapat perawatan medis baik anak-anak maupun orang dewasa.
Dari sumber rekam medis RSUD dr. Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, tercatat pada pukul 18.00 WIB, jumlah korabn keracunan massal yang masuk di rumah sakit setempat sudah berjumlah 20 korban yang terdiri dari orang dewasa sebanyak 6 orang dan anak-anak 14 orang. Untuk laki-laki 6 orang dan perempuan 14 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Diduga puluhan warga yang mengalami keracunan massal tersebut, usai menyantap makanan pada acara hajatan perkawinan yang digelar oleh salah satu warga setempat, kata Camat Dadahup Randu Ramba di Kuala Kapuas, Minggu (18/8).
“Kebetulan warga kami di Kecamatan Dadahup, tadi siang ada pesta perkawinan seperti biasa. Cuma kami tidak tahu, pada saat perkawinan tidak terjadi apa-apa. Nah setelah habis acara itu, informasi saja mereka ada yang muntah-muntah warga itu,” katanya menambahkan.
Sejumlah warga yang mengalami keracunan tersebut langsung dibawa ke Puskesmas Dadahup untuk mendapatkan pertolongan medis dengan kondisi fasilitas kesehatan yang ada.
Baca juga: Korban diduga keracunan saat buka puasa bersama capai 153 orang
“Karena di sana tempatnya (Puskesmas) kurang, sebagian warga dirujuk ke rumah sakit Kuala Kapuas. Mungkin informasi sementara, jumlahnya di atas 20 sampai 30 lah (korban),” kata Randu Ramba.
Ia menjelaskan, kejadian ini bermula saat warga menghadiri acara pesta perkawinan yang digelar oleh salah satu warga setempat. Usai pesta perkawinan, siang harinya warga yang sebelumnya mengonsumsi makanan di acara tersebut, kemudian muntah-muntah dan disertai dengan pusing kepala.
“Kami tidak tahu muntah-muntah itu akibat apa, nanti mungkin ada tim investigasi yang akan melihat apa penyebab itu. Kami tidak berani memastikan akibat apa,” kata Randu Ramba.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas dr Agus Waloyo mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya saat ini, korban keracunan yang ditangani di Puskemas Dadahup sekitar kurang lebih 50 orang korban.
Baca juga: Sepuluh Siswi SMP Keracunan Gas CO2
Baca juga: Hundreds Students Suffer Food Poisoning
“Untuk kondisi korban yang mengkhawatirkan dan harus mendapatkan penanganan lebih lanjut di rujuk ke RSUD Kapuas, ada sekitar 26 korban. Dan untuk pasien korban keracunan yang sudah datang di rumah sakit ada sebanyak 19 orang,” ucap Agus Waluyo.
Untuk korban yang paling banyak akibat keracunan sendiri, kata Agus, pihaknya belum bisa mengetahui secara detail pasien yang masuk di RSUD Kapuas, apakah banyak orang dewasa maupun anak-anak.
“Laporan terakhir kami terima, dari 19 orang itu memang ada anak-anak dan orang dewasa yang masuk. Namun kita belum mengetahui lagi,” katanya. Terkait persiapan di rumah sakit, pihaknya sudah menyiapkan berbagai keperluan bagi para korban yang akan ditanganinya. Dia meyakinkan pasien akan ditangani dengan baik sesuai prosedur.
“RSUD selalu siap karena sudah ada tim penanggulangan bencana yang sudah kami betuk sejak lama. Jadi begitu ada informasi kejadian keracunan seperti ini atau kejadian bencana alam lainnya, begitu ada kejadian, tim kami langsung bergerak. Jadi, sudah terkoordinir,” ujar Agus.
Untuk saat ini, tambahnya, sejumlah pasien korban keracunan ditempatkan di area loket pendaftaran dan kajebo. Ini karena sejumlah ruangan yang ada di RSUD Kapuas sudah penuh pasien.
“Kalau itu nanti memang terjadi ledakan pasien KLB (kejadian luar biasa) yang datang, itu nanti kami sudah bekerjasama dengan Dinas Sosial, BPBD dan Kepolisian nanti akan mendirikan tenda,”demikian Agus Waluyo.
Sementara hingga berita ini diturunkan, satu per satu warga korban keracunan yang diangkut menggunakan ambulans silih berganti berdatangan di RSUD Kapuas, membawa korban untuk mendapat perawatan medis baik anak-anak maupun orang dewasa.
Dari sumber rekam medis RSUD dr. Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, tercatat pada pukul 18.00 WIB, jumlah korabn keracunan massal yang masuk di rumah sakit setempat sudah berjumlah 20 korban yang terdiri dari orang dewasa sebanyak 6 orang dan anak-anak 14 orang. Untuk laki-laki 6 orang dan perempuan 14 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019