Oleh Syamsuddin Hasan

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Seorang pengamat perkotaan, Anang Rosadi H Adenansi, menilai pembangunan Kota Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, tak bisa dibaca.


"Pembangunan Kota Banjarmasin, bukan cuma sulit terbaca, tapi memang tidak bisa dibaca," tandasnya usai mendaftar menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia asal Kalsel itu di KPUD provinsi setempat, Selasa.

Namun putra dari Haji Anang Adenansi, seorang tokok politik dan pers Kalsel itu, tak menjelaskan maksud atau pengertian kota Banjarmasin tak bisa dibaca tersebut.

Ketika ANTARA Kalsel kembali menanyakan maksud dan pengertian dari kota Banjarmasin tak bisa terbaca, politisi muda itu tetap tidak memberi penjelasan, kecuali hanya tersenyum dan menyilakan masyarakat untuk menilai.

Mantan politisi PKB itu pernah mencalonkan diri untuk menjadi Wali Kota Banjarmasin pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2010, namun belum kesampaian, karena "Dewi Furtuna" belum berpihak kepadanya.

Ketika mencalon sebagai wali kota, dalam visi dan misi warga kota seribu sungai itu, antara lain mau menyulap daerah-daerah kumuh di perkotaan tersebut menjadi lebih baik dan nyaman.

Selain itu, menata ibu kota Kalsel yang terkesan semrawut menjadi lebih baik lagi serta mengurangi kemacetan arus lalu lintas yang semakin hari kian bertambah parah.

Sementara itu, sejumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke Kalsel pekan lalu dengan naik kapal pesiar melalui Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, mengaku, terkesan dengan berbagai obyek wisata di provinsi tersebut.

Namun diantara wisman tersebut ada menyangkan terhadap kondisi kota Banjarmasin, karena saat kunjungan mereka sampah-sampah berserakan, seakan tanpa mendapatkan perhatian atau penanganan yang lebih serius.

  Sedangkan wisman yang singgah di Kalsel sekitar dua hari itu menyatakan, akan menceriterakan kesan-kesan atas daerah yang mereka kunjungi ke negerinya masing-masing.   

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013