Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan akan mengembangkan sedikitnya 5000 hektare tanaman kopi untuk menyediakan kebutuhan komoditi tersebut dikemudian hari.

Hal tersebut terungkap dalam dialog Kadishut Kalsel Hanif Faisol Nurofiq dalam sesi tanya jawab lokakarya gerakan nasional, pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS)_ berbasis bisnis di Banjarmasin, Selasa.

Oleh karena itu Kadishut Kalsel meminta kepada  Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang ada di Kalsel, supaya mencari lahan yang potensial dalam upaya pengembgangan komoditi tersebut.

Menurutnya, kopi sekarang lagi naik daun, permintaan begitu tinggi, harga juga tinggi, sehingga pengembangan tanaman kopi akan menguntungkan masyarakat, oleh karena itu pemerintah provinsi Kalsel akan mendorong masyarakat mengembangkan tanaman tersebut.

Apalagi lahan dan potensi kesuburan lahan sesuai saja dengan tanaman tersebut, sehingga tak salah jika kedepan Kalsel akan menjadi sentra produksi kopi.

Sementara seorang pembicara dalam lokakarya yang dibuka Gubernur Kalsel yang diwakili Sekdaprov Kalsel Haris Makkie tersebut, mengakui permintaan pasar tentang kopi sangat tinggi, baik permintaan dalam negeri bahkan permintaan luar negeri.

Pengembangan kopi tidak kendalanya tak terletak kepada pemasaran, tetapi tergantung keseriusan warga Kalsel mengembangkannya dengan tehnologi budidaya agar kopi bisa berprosuksi tuinggi.

Dalam lokakarya yang diikuti oleh petugas KPH, jajaran Dinas Kehutanan, komunitas, dan masyarakat pengelola hutan tersebut memang ada beberapa jenis tanaman yang ditawarkan dalam upaya menghijaukan kembali kawasan DAS dan lahan kritis yang diperkirakan sekitar 500 ribu hektare lebih di wilayah ini.

Selain kopi juga ditawarkan pengembangan jengkol dengan varietas baru tanpa bau, bentuk besar, dan rasanya lebih empuk legit.

Selain itu juga ditawarkan pengembangan jenis kemiri baru untuk memproduksi minyak kemiri, biodiesel, dan pengembangan meranti dan sengon.


 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019