Balai Bahasa Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Permerintah Kabupaten Barito Kuala menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun Pemakaian Bahasa Media Massa, di Aula Mufakat Kantor Bupati Batola selama dua hari dari tanggal 26 sampai 27 Juni 2019.

Kegiatan dibuka Kabag Humpro Setda Batola Hery Sasmita,di Aula Mufakat Kantor Bupati Batola tersebut diikuti para peserta media cetak, elektronik, daring, jajaran humas, dan radio pemerintah daerah yang beroperasi di wilayah Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Kepala Balai Bahasa Kalimantan Selatan Imam Budi Utomo mengatakan, berkembangnya zaman dari waktu ke waktu telah membuat media massa menjadi rujukan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penggunaan tata bahasa Indonesia dari berbagai media cetak, elektronik maupun online, sebutnya, sepatutnya dapat memartabatkan bahasa negara. Karena media massa di samping menyampaikan informasi terkait dengan substansi, bahasa yang digunakan juga harus teratur, benar, dan baku sesuai kaidah tata bahasa.

Hal itu, jelas dia,  sesuai Undang-Undang No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negera serta Lagu Kebangsaan.

“Pada pasal 39 menyatakan bahasa Indonesia wajib digunakan dalam media massa,” paparnya.

Diutarakan Imam Budi Utomo, pihaknya telah melakukan penelitian guna mengkaji pemakaian bahasa di media massa yang dipimpin oleh Peneliti Muda Balai Bahasa Kalsel, Musdalipah.

Dari hasil kajian itu, sebutnya, Balai Bahasa Kalsel mendapati beberapa aspek kesalahan dalam berita-berita yang diterbitkan media massa seperti kaidah ejaan, pembentukan kata, pilihan kata, penyusunan kalimat dan lain sebagainya.

“Lewat diskusi ini setidaknya kita dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan berbahasa tersebut,” katanya.

Menurut Budi Utomo, seiring perjalanan waktu, media massa telah berkembang menjadi lebih baik lewat penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Tentunya harus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi ke depannya sehingga tulisannya mudah dipahami dan masyarakat bisa mengikuti.

“Kesalahan yang paling dominan terjadi yaitu penyusunan kalimat dan penggunaan ejaan. Kadang kalau menulis kalimat kita tidak sadar kalau itu tidak bersubyek dan terlalu bertele-tela,” ucapnya.

 

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019