Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan menjadi salah satu daerah percontohan dalam penanganan pencegahan kekerdilan terbaik di Indonesia.
"Sebagai daerah percontohan Tanah Bumbu mendapatkan penghargaan dari Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu, Rooswandi Salem, di Batulicin, Rabu.
Dia mengatakan bahwa prestasi yang diraih itu merupakan upaya pemerintah daerah membangun komitmen dalam upaya penanganan kekerdilan secara bertahap di daerah tersebut.
Selain mendapatkan penghargaan, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu juga mendapatkan daulat untuk menjadi narasumber lokakarya penanganan kekerdilan.
Terkait dengan prestasi tersebut, Tanah Bumbu mampu menurunkan prevalensi kekerdilan menjadi semakin baik yang terlihat dari Pemantauan Status Gizi (PSG), di mana hal tersebut merupakan salah satu paramater, sebagai faktor pendorong penurunan angka kekerdilan.
Dari data PSG yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI, selama periode 2015 hingga 2017, angka PSG di Kabupaten Tanah Bumbu cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut berarti program atau upaya penurunan angka kekerdilan semakin baik.
Pada 2015, tercatat tingkat prevalensi kekerdilan untuk bayi usia 0-35 bulan memcapai 31,5 persen. Pada 2016, berada pada angka 25, 41 persen dan pada 2017 menurun menjadi 17,9 persen, sedangkan pada 2018 menjadi 4,16 persen.
"Terkait data tersebut pemerintah daerah terus berupaya untuk menekan angka 'stunting' (kekerdilan) dengan aksi analisa situasi, aksi rencana kegiatan, aksi rembuk 'stunting', dan aksi peraturan kewenangan desa tentang penanganan 'stunting'," kata Sekda Rooswandi Salem.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Sebagai daerah percontohan Tanah Bumbu mendapatkan penghargaan dari Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu, Rooswandi Salem, di Batulicin, Rabu.
Dia mengatakan bahwa prestasi yang diraih itu merupakan upaya pemerintah daerah membangun komitmen dalam upaya penanganan kekerdilan secara bertahap di daerah tersebut.
Selain mendapatkan penghargaan, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu juga mendapatkan daulat untuk menjadi narasumber lokakarya penanganan kekerdilan.
Terkait dengan prestasi tersebut, Tanah Bumbu mampu menurunkan prevalensi kekerdilan menjadi semakin baik yang terlihat dari Pemantauan Status Gizi (PSG), di mana hal tersebut merupakan salah satu paramater, sebagai faktor pendorong penurunan angka kekerdilan.
Dari data PSG yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI, selama periode 2015 hingga 2017, angka PSG di Kabupaten Tanah Bumbu cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut berarti program atau upaya penurunan angka kekerdilan semakin baik.
Pada 2015, tercatat tingkat prevalensi kekerdilan untuk bayi usia 0-35 bulan memcapai 31,5 persen. Pada 2016, berada pada angka 25, 41 persen dan pada 2017 menurun menjadi 17,9 persen, sedangkan pada 2018 menjadi 4,16 persen.
"Terkait data tersebut pemerintah daerah terus berupaya untuk menekan angka 'stunting' (kekerdilan) dengan aksi analisa situasi, aksi rencana kegiatan, aksi rembuk 'stunting', dan aksi peraturan kewenangan desa tentang penanganan 'stunting'," kata Sekda Rooswandi Salem.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019