PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) cabang Pontianak menargetkan penanganan peti kemas sekitar 313.000 TEUs (satuan unit kontainer ukuran 20 kaki) pada tahun ini.
"Tahun ini ditargetkan sekitar 313.000 TEUs," ujar General Manager (GM) IPC cabang Pontianak Adi Sugiri di Pontianak, Kalimantan Barat pada Selasa.
Adi juga menambahkan bahwa pada tahun lalu pihaknya berhasil mencapai penanganan peti kemas hampir sekitar 300.000 TEUs.
Sedangkan pada tahun 2017 penanganan peti kemas di IPC Cabang Pontianak mencapai 244.485 TEUs dan pada tahun 2016 mencapai 209.520 TEUs.
IPC Cabang Pontianak juga mencatat kunjungan kapal atau vessel call pada 2018 sebanyak 528 domestik dan 59 internasional.
Sejak tahun 2010 rata-rata pertumbuhan penanganan peti kemas di Pelabuhan Pontianak naik dengan rata-rata 5,4 persen. Ini tidak terlepas dari penerapan digitalisasi oleh IPC cabang Pontianak yang berimbas langsung pada kapasitas penanganan peti kemas yang naik dari tahun ke tahun.
Selain itu pembenahan layanan kepelabuhanan melalui digitalisasi telah menurunkan dwelling time hanya menjadi 3 hari dari yang sebelumnya mencapai 7 hari.
Efisiensi ini tentunya menguntungkan pengguna jasa serta meningkatkan kinerja IPC, yang pada ujungnya memperlancar kinerja ekspor nasional.
Sebelumnya GM IPC Cabang Pontianak tersebut menyampaikan bahwa digitalisasi yang dijalankan oleh pihaknya berhasil menekan biaya logistik.
Adi menjelaskan bahwa penerapan teknologi digital di terminal peti kemas Pelabuhan Cabang Pontianak berhasil menekan biaya angkut kontainer hingga Rp2,1 juta per TEU.
Sebelum penerapan Terminal Operating System (TOS), biaya angkut kontainer mencapai Rp4,6 juta per TEU. Saat ini, biaya angkut kontainer di Pelabuhan Pontianak hanya Rp2,5 juta per TEU.
TOS adalah aplikasi digital yang digunakan untuk operasional bongkar muat kontainer, mulai dari kapal hingga kontainer diangkut ke luar pelabuhan maupun sebaliknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019