Pemerintah RI berharap perusahaan-perusahaan Korea Selatan dapat menanamkan modal mereka dalam proyek-proyek pembangunan infrastuktur transportasi massal perkotaan di Indonesia.
"Yang paling diharapkan Indonesia dari investasi perusahaan Korea Selatan adalah untuk transportasi perkotaan massal," kata Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Bastary Pandji Indra, di Jakarta, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan Bastary usai menghadiri upacara perayaan pembukaan kantor organisasi perusahaan Korsel untuk pembangunan infrastruktur dan perkotaan (Korea Overseas Infrastructure and Urban Development Corporation/KIND) di Jakarta.
KIND adalah organisasi yang memberikan dukungan komprehensif bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk memperluas investasi kemitraan swasta-pemerintah dan kegiatan pengembangan bisnis mereka di luar negeri.
Menurut Bastary, sektor swasta dan pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan kehadiran KIND untuk mendapatkan pembiayaan atau investasi untuk berbagai proyek pembangunan. Dia menyebutkan bahwa Indonesia saat ini masih mengalami kesulitan dana untuk pembangunan infrastruktur.
"Indonesia sekarang ini sedang giat berupaya membangun infrastruktur dan kita membutuhkan banyak pembiayaan, dan ini 'kan peluang yang mereka tawarkan. Kalau menurut saya, ini harus kita tangkap," ujar dia.
"Kita mengalami permasalahan, di mana mencari pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur itu sulit. BUMN kita, yang ditugaskan oleh pemerintah, sudah butuh banyak suntikan dana. Nah, itu yang harus kita cari," lanjutnya.
Bastary menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia juga akan mempelajari lebih jauh semua penawaran dan persyaratan yang diberikan KIND untuk berbagai proyek kerja sama pembangunan infrastruktur.
"Kita 'kan masih harus menjajaki seberapa menguntungkan penawaran dan pembiayaan mereka (perusahaan Korsel) dibandingkan dengan yang lain," kata dia.
Meskipun demikian, menurut Bastary, investasi dari perusahaan Korea Selatan cukup menjanjikan dari segi pembiayaan dan penguasaan teknologi.
"Dia (Korsel) cukup murah untuk pembiayaan infrastruktur. Bila dibandingkan dengan China, masih bisa bersaing. Namun, bila dibandingkan dengan investasi dari negara Eropa, tentu (Korsel) jauh lebih murah," katanya.
Bastary menambahkan, pemerintah Indonesia akan melakukan penjajakan untuk kemitraan swasta-pemerintah dengan KIND pada tahun ini.
Kepala Divisi Pengembangan Proyek Manajemen Program KIND, Ryan Lee menyebutkan bahwa sejauh ini terdapat 175 perusahaan Korsel yang tengah menjalankan 558 proyek konstruksi di Indonesia.
"Untuk KIND sendiri, ada 16 proyek di Indonesia yang ditinjau oleh KIND untuk investasi," ujar Lee.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Yang paling diharapkan Indonesia dari investasi perusahaan Korea Selatan adalah untuk transportasi perkotaan massal," kata Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Bastary Pandji Indra, di Jakarta, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan Bastary usai menghadiri upacara perayaan pembukaan kantor organisasi perusahaan Korsel untuk pembangunan infrastruktur dan perkotaan (Korea Overseas Infrastructure and Urban Development Corporation/KIND) di Jakarta.
KIND adalah organisasi yang memberikan dukungan komprehensif bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk memperluas investasi kemitraan swasta-pemerintah dan kegiatan pengembangan bisnis mereka di luar negeri.
Menurut Bastary, sektor swasta dan pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan kehadiran KIND untuk mendapatkan pembiayaan atau investasi untuk berbagai proyek pembangunan. Dia menyebutkan bahwa Indonesia saat ini masih mengalami kesulitan dana untuk pembangunan infrastruktur.
"Indonesia sekarang ini sedang giat berupaya membangun infrastruktur dan kita membutuhkan banyak pembiayaan, dan ini 'kan peluang yang mereka tawarkan. Kalau menurut saya, ini harus kita tangkap," ujar dia.
"Kita mengalami permasalahan, di mana mencari pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur itu sulit. BUMN kita, yang ditugaskan oleh pemerintah, sudah butuh banyak suntikan dana. Nah, itu yang harus kita cari," lanjutnya.
Bastary menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia juga akan mempelajari lebih jauh semua penawaran dan persyaratan yang diberikan KIND untuk berbagai proyek kerja sama pembangunan infrastruktur.
"Kita 'kan masih harus menjajaki seberapa menguntungkan penawaran dan pembiayaan mereka (perusahaan Korsel) dibandingkan dengan yang lain," kata dia.
Meskipun demikian, menurut Bastary, investasi dari perusahaan Korea Selatan cukup menjanjikan dari segi pembiayaan dan penguasaan teknologi.
"Dia (Korsel) cukup murah untuk pembiayaan infrastruktur. Bila dibandingkan dengan China, masih bisa bersaing. Namun, bila dibandingkan dengan investasi dari negara Eropa, tentu (Korsel) jauh lebih murah," katanya.
Bastary menambahkan, pemerintah Indonesia akan melakukan penjajakan untuk kemitraan swasta-pemerintah dengan KIND pada tahun ini.
Kepala Divisi Pengembangan Proyek Manajemen Program KIND, Ryan Lee menyebutkan bahwa sejauh ini terdapat 175 perusahaan Korsel yang tengah menjalankan 558 proyek konstruksi di Indonesia.
"Untuk KIND sendiri, ada 16 proyek di Indonesia yang ditinjau oleh KIND untuk investasi," ujar Lee.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019