Bupati Balangan, H Ansharuddin, Senin mengungkapkan isi perjanjian pendirian Ritel Modern yakni Indomaret dan Alfamart yang ada di Kecamatan Paringin, ibukota Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, diantaranya memberikan kesempatan bagi produk lokal untuk melakukan pemasaran di ritel modern tersebut.
Hal ini tentu mempermudah produk lokal agar mampu bersaing dengan produk-produk lainnya, serta sebagai solusi dalam hal pemasaran di wilayah Bumi Sanggam julukan Kabupaten Balangan itu sendiri.
"Kendala produk lokal kita, yakni pada masalah permasaran. Dalam hal ini, sebenarnya sudah beberapa kali kita sampaikan bahwa, produk lokal diberi kesempatan untuk melakukan pemasaran atau memajang produknya di ritel modern yakni Alfamart dan Indomaret, sesuai salah satu bunyi perjanjian pendirian dan ijin operasi ritel modern tersebut," ungkapnya.
Tentu dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah, kemasan, kemudian usia kadaluwarsa produk, dan kebersihan serta kesehatan, selain itu, memiliki ijin kesehatan dan lulus sertifikasi halal dari badan maupun instansi terkait.
"Untuk produk yang sudah melakukan pemasaran di Ritel Modern tersebut sepertinya masih terlalu minim, misal yang sering terlihat diantaranya yakni produk Mandai Krispi, kemduian juga gula aren, tentunya peran dari Sanggam Mart yang memiliki wadah serta permodalan dan digadang-gadang sebagai pusat produk lokal, harus memiliki peran maksimal," imbaunya.
Berbagai program pelatihan, kemudian sertifikasi halal, dan lain sebagainya sudah sering kita dengar dilaksanakan baik oleh dinas pemerintahan maupun oleh Sanggam Mart itu sendiri, akan tetapi produk yang muncul belum memasyarakat, bahkan di wilayah Balangan itu sendiri.
"Harus ada keseriusan dalam upaya memasarkan produk serta inovasi produk agar dikenal oleh masyarakat luas. Jangan sampai kehadiran kelompok produk lokal hanya sebagai ajang mencari keuntungan dari para pelaku UKM maupun produk rumah tangga," katanya.
Anshar juga berharap agar produk lokal Bumi Sanggam, julukan Kabupaten Balangan, menjadi produk yang digemari oleh masyarakat setempat bahkan hingga luar daerah, kalau perlu hingga bisa ekspor, imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Hal ini tentu mempermudah produk lokal agar mampu bersaing dengan produk-produk lainnya, serta sebagai solusi dalam hal pemasaran di wilayah Bumi Sanggam julukan Kabupaten Balangan itu sendiri.
"Kendala produk lokal kita, yakni pada masalah permasaran. Dalam hal ini, sebenarnya sudah beberapa kali kita sampaikan bahwa, produk lokal diberi kesempatan untuk melakukan pemasaran atau memajang produknya di ritel modern yakni Alfamart dan Indomaret, sesuai salah satu bunyi perjanjian pendirian dan ijin operasi ritel modern tersebut," ungkapnya.
Tentu dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah, kemasan, kemudian usia kadaluwarsa produk, dan kebersihan serta kesehatan, selain itu, memiliki ijin kesehatan dan lulus sertifikasi halal dari badan maupun instansi terkait.
"Untuk produk yang sudah melakukan pemasaran di Ritel Modern tersebut sepertinya masih terlalu minim, misal yang sering terlihat diantaranya yakni produk Mandai Krispi, kemduian juga gula aren, tentunya peran dari Sanggam Mart yang memiliki wadah serta permodalan dan digadang-gadang sebagai pusat produk lokal, harus memiliki peran maksimal," imbaunya.
Berbagai program pelatihan, kemudian sertifikasi halal, dan lain sebagainya sudah sering kita dengar dilaksanakan baik oleh dinas pemerintahan maupun oleh Sanggam Mart itu sendiri, akan tetapi produk yang muncul belum memasyarakat, bahkan di wilayah Balangan itu sendiri.
"Harus ada keseriusan dalam upaya memasarkan produk serta inovasi produk agar dikenal oleh masyarakat luas. Jangan sampai kehadiran kelompok produk lokal hanya sebagai ajang mencari keuntungan dari para pelaku UKM maupun produk rumah tangga," katanya.
Anshar juga berharap agar produk lokal Bumi Sanggam, julukan Kabupaten Balangan, menjadi produk yang digemari oleh masyarakat setempat bahkan hingga luar daerah, kalau perlu hingga bisa ekspor, imbuhnya.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019