Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Pos SAR Cilacap, Jawa Tengah terus memantau dampak gempa yang terjadi di Cilacap pada Minggu sore, kata Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono.
"Kami bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Cilacap masih memantau dampak gempa tersebut. Namun sejauh ini belum ada laporan terkait dengan kemungkinan adanya warga yang menjadi korban gempa," katanya, di Cilacap, Jawa Tengah, Minggu malam.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan, gempa tersebut sempat mengejutkan wisatawan yang sedang berkunjung ke Pantai Teluk Penyu maupun masyarakat sekitar, sehingga mereka segera menjauh dari bibir pantai.
Tetapi setelah menerima informasi adanya gempa berkekuatan 5,7 SR yang terjadi pada hari Minggu, pukul 16.32 WIB, tidak berpotensi tsunami, wisatawan dan warga di sekitar Pantai Teluk Penyu kembali beraktivitas seperti biasa.
"Tadi gempanya enggak terlalu kencang kok, skalanya kecil," katanya pula.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan pihaknya belum menerima laporan terkait dengan dampak gempa yang terjadi pada Minggu sore itu.
Ia mengakui gempa itu sempat mengejutkan warga Cilacap karena setelah lebih dari satu tahun tidak merasakan guncangan gempa yang cukup besar.
Menurut dia, guncangan gempa yang cukup besar dirasakan warga Cilacap terakhir terjadi pada tahun 2017.
Dia mengharapkan gempa ini tidak mengakibatkan terjadi kerusakan karena kekuatannya di bawah 6 SR.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa gempa yang terjadi pada Minggu, pukul 16.32 WIB, dengan pusat gempa pada koordinat 8,51 derajat lintang selatan dan 108,86 derajat bujur timur atau 88 kilometer barat daya Cilacap dengan kedalaman 10 kilometer itu, berkekuatan 5,7 SR, namun tidak berpotensi tsunami.
Setelah dilakukan pemutakhiran oleh BMKG, kekuatan gempa tersebut menjadi 5,5 SR yang berpusat pada koordinat 8,68 derajat lintang selatan dan 108,82 derajat bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 kilometer arah selatan Kota Cilacap dengan kedalaman 64 kilometer.
Dalam keterangan persnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum, tampak bahwa gempa berkedalaman menengah tersebut diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (thrust fault)," katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kami bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Cilacap masih memantau dampak gempa tersebut. Namun sejauh ini belum ada laporan terkait dengan kemungkinan adanya warga yang menjadi korban gempa," katanya, di Cilacap, Jawa Tengah, Minggu malam.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan, gempa tersebut sempat mengejutkan wisatawan yang sedang berkunjung ke Pantai Teluk Penyu maupun masyarakat sekitar, sehingga mereka segera menjauh dari bibir pantai.
Tetapi setelah menerima informasi adanya gempa berkekuatan 5,7 SR yang terjadi pada hari Minggu, pukul 16.32 WIB, tidak berpotensi tsunami, wisatawan dan warga di sekitar Pantai Teluk Penyu kembali beraktivitas seperti biasa.
"Tadi gempanya enggak terlalu kencang kok, skalanya kecil," katanya pula.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan pihaknya belum menerima laporan terkait dengan dampak gempa yang terjadi pada Minggu sore itu.
Ia mengakui gempa itu sempat mengejutkan warga Cilacap karena setelah lebih dari satu tahun tidak merasakan guncangan gempa yang cukup besar.
Menurut dia, guncangan gempa yang cukup besar dirasakan warga Cilacap terakhir terjadi pada tahun 2017.
Dia mengharapkan gempa ini tidak mengakibatkan terjadi kerusakan karena kekuatannya di bawah 6 SR.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa gempa yang terjadi pada Minggu, pukul 16.32 WIB, dengan pusat gempa pada koordinat 8,51 derajat lintang selatan dan 108,86 derajat bujur timur atau 88 kilometer barat daya Cilacap dengan kedalaman 10 kilometer itu, berkekuatan 5,7 SR, namun tidak berpotensi tsunami.
Setelah dilakukan pemutakhiran oleh BMKG, kekuatan gempa tersebut menjadi 5,5 SR yang berpusat pada koordinat 8,68 derajat lintang selatan dan 108,82 derajat bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 kilometer arah selatan Kota Cilacap dengan kedalaman 64 kilometer.
Dalam keterangan persnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum, tampak bahwa gempa berkedalaman menengah tersebut diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (thrust fault)," katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019