Oleh Imam Hanafi

Kotabaru,  (Antaranewskalsel) - Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, bersama perusahaan minyak goreng PT Golden Hope Nusantara bekerja sama membangun waduk Gunung Bahalang senilai Rp30 miliar.

"Dengan telah ditandatanganinya nota kesepahaman kedua belah pihak, usaha percepatan pembangunan pemenuhan air bersih segera terwujud," kata Bupati Kotabaru Haji Irhami Ridjani, Sabtu.

Dengan dibangunnya Waduk Gunung Bahalang yang diperkirakan menelan biaya sekitar Rp30 miliar dapat menjadi solusi ketika kemarau yang biasanya saat itu terjadi krisis air bersih.

"Jika waduk ini selesai dibangun, kebutuhan akan air bersih masyarakat di Kotabaru akan terpenuhi," katanya.

Bupati berterima kasih kepada manajemen PT Golden Hope Nusantara yang peduli terhadap permasalahan krisis air bersih di Kotabaru.

Head, Enginering, Sime Darby Plantation, Azizi Abdul Rahman, kepedulian perusahaan merupakan langkah bersama dalam operasional perusahaan sekaligus percepatan pembangunan di Kabupaten Kotabaru.

Pembangunan Waduk Gunung Bahalang, ujar Azizah, merupakan salah satu implementasi program cummunity development (CD) atau coorporate social responsibility (CSR) PT Golden Hope Nusantara kepada masyarakat di sekitar perusahaan.

Sebelumnya, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kotabaru Zulkifli A.R. mengemukakan bahwa sebenarnya Kotabaru masih memerlukan waduk yang berdaya tampung satu juta meter kubik, namun sudah dibangun satu waduk di Gunung Ulin berkapasitas sekitar 213.000 m3.

"Dengan demikian, masih diperlukan waduk berkapasitas 800.000 meter kubik lagi," katanya menjelaskan.

Zulkfli menegaskan bahwa ada beberapa sumber air atau tempat strategis yang dapat dibangun waduk tersebut di "Bumi Saijaan" ini, di antaranya sumber air di Gunung Tirawan bisa dibangun dua waduk masing-masing kapasitas 200.000 meter kubik.

Sumber air di Gunung Perak satu waduk dengan daya tampung 200.000 meter kubik, dan kekurangannya bisa dibangun waduk di tempat lain, yang tidak jauh dari wilayah Kotabaru, ujarnya.

Hal itu, lanjut dia, untuk menghindari tingginya biaya pembangunan pipanisasi atau pendistribusian yang akan berdampak pada tingginya biaya produksi.

Menurut Direktur PDAM, apabila Kotabaru mampu membangun waduk baru berdaya tampung 800.000 meter kubik, dapat dipastikan pada kemarau panjang wilayah perkotaan yang padat penduduk ini tidak akan kekurangan air bersih.

Namun sebaliknya, waduk baru kapasitas 800.000 m3 belum bisa direalisasikan, tidak menutup kemungkinan masyarakat Kotabaru, khususnya yang tinggal di perkotaan masih akan menghadapi masalah air bersih, terutama ketika terjadi kemarau panjang hingga enam bulan lebih.

Waduk, sumber air bersih yang berkapasitas sekitar 350 m3 per detik dan dam bendung yang ada saat ini masih belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan air bersih bagi sekitar 9.000 pelanggan PDAM.

Oleh karena itu, ujar Zulkifli, masih diperlukan terobosan-terobosan baru agar waduk tersebut bisa dibangun.

Ada cara mudah membangun waduk kapasitas 800.000 m3 bisa dibangun tanpa menggunakan dana APBD.

"Pemerintah daerah harus membuat Detail Engineering Design (DED) untuk diajukan ke pemerintah pusat," terangnya.

Dia optimistis apabila sudah ada DED-nya, pemerintah pusat akan membantu mengucurkan dana yang dibutuhkan untuk membangun waduk tersebut.

 "Tergantung kegigihan kita saja, bagaiamana agar keinginan itu bisa berhasil," pungkasnya.   

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013