Gempa tektonik berkekuatan 4.5 skala richter (SR), Senin pagi pukul 07.54.56 WIB dilaporkan terjadi di wilayah barat laut Tambolaka, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala BMKG Kampung Baru Kupang, Robert Owen Wahyu yang dikonfirmasi Antara di Kupang, Senin mengakui gempa cukup kuat yang terjadi di Sumba Barat Daya, namun belum ada laporan lebih lanjut mengenai dampak dari gempa tersebut.
Menurut dia, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9.27 Lintang Selatan (LS)-119.01 Bujur Timur (BT).
Gempa tersebut berlokasi laut pada jarak 23 km arah Barat Laut Tambolaka Daya, Kabupaten Sumba Barat Daya, pada kedalaman 30 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar aktif.
Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Tambolaka III MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Kepada Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Kepala BMKG Kampung Baru Kupang, Robert Owen Wahyu yang dikonfirmasi Antara di Kupang, Senin mengakui gempa cukup kuat yang terjadi di Sumba Barat Daya, namun belum ada laporan lebih lanjut mengenai dampak dari gempa tersebut.
Menurut dia, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9.27 Lintang Selatan (LS)-119.01 Bujur Timur (BT).
Gempa tersebut berlokasi laut pada jarak 23 km arah Barat Laut Tambolaka Daya, Kabupaten Sumba Barat Daya, pada kedalaman 30 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar aktif.
Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Tambolaka III MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Kepada Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, katanya menambahkan.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019