Provinsi Kalimantan Selatan segera memiliki industri besar batu bata ringan dengan bahan baku limbah batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap Asam-Asam Kabupaten Tanah Laut.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Rakhmadi Kurdi di Banjarmasin, Rabu mengatakan, rencana pembangunan industri batu bata ringan tersebut sekaligus menjadi jalan keluar terhadap persoalan pembuangan limbah batu bara di PLTU Asam-Asam.
"Sejak lama kita dipusingkan dengan pembuangan debu batu bara dari PLTU Asam-Asam yang kini telah menggunung, dengan masuknya perusahaan pembuatan batu bata ringan tersebut sangat menguntungkan kita," katanya.
Saat ini perusahaan tersebut yaitu PT Silkon Inti Persada sedang dalam proses pembuatan analisa dampak lingkungan yang akan segera selesai, sehingga produksi segera bisa dilaksanakan.
Berdasarkan penelitian dari Kementerian Lingkungan Hidup, limbah B3 yang ada dalam debu batu bara tersebut tidak berbahaya, sehingga pembuatan batu bata ringan tersebut bisa dilanjutkan.Â
Saat ini kata dia, produksi limbah debu batu bara PLTU Asam-Asam mencapai 80 ton per hari dan sejak awal hingga kini, tumpukan limbah tersebut telah mencapai 146 ribu ton bahkan mungkin lebih.
Dengan dioperasionalkannya PLTU Asam-Asam unit III dan IV maka produksi limbah tersebut meningkat menjadi dua kalilipat yaitu menjadi 160 ton per hari.
Sementara, pemanfaatan limbah tersebut kini baru mencapai satu persen saja, sedangkan sisanya hingga kini PLN maupun Pemprov Kalsel belum menemukan jalan yang tepat untuk pembuangannya.
Dengan masuknya industri tersebut, secara otomatis limbah PLTU Asam-Asam akan sangat cepat terserap habis, karena sekali produksi perusahaan tersebut bakal memanfaatkan limbah hingga 120 ton per hari, artinya produksi limbah hanya tersisa 60 ton saja per hari.
Batu bata ringan tersebut, kata dia, selain cukup kuat untuk bangunan rumah juga menjadi salah satu solusi untuk bangunan bertingkat di Kalsel, yang sebagian besar tanahnya merupakan lahan rawa
."Yang sudah memanfaatkan batu bara ringan adalah Hotel Mercure Banjarmasin yang baru saja selesai dibangun," katanya.
Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin meminta agar proses perizinan perusahaan tersebut dipermudah, selama tidak merugikan masyarakat Kalsel.Bahkan, kata dia, bila perlu pemerintah daerah dan dinas terkait lainnya membantu memfasilitasi untuk mendorong segera terbangunnya industri yang bakal menyedot tenaga kerja lokal yang cukup banyak tersebut./B/ DÂ