Marabahan, (Antaranews Kalsel) - M Julianto Ramadan, bocah penderita tumor di bibir kanan atas didampingi kedua orangtuanya Sunardi dan Nur Solikah dibawa Kepala Puskesmas Mandastana Laila Wardani beserta staf ke RSUD Abdul Aziz Marabahan, untuk dilakukan pemeriksaan, Senin (23/1).
Di RSUD Abdul Aziz, bocah berasal dari Desa Karang Bunga RT 8 RW 2 Kecamatan Mandastana tersebut langsung ditangani dr Andi Nuransyah SpPB.
Oleh Andi Nuransyah, kedua orangtua M Julianto Ramadan disarankan agar membawa anaknya ke RS Anshari Saleh Banjarmasin untuk diperiksa.
Hasil dari pemeriksaan kemudian dibawa ke Klinik Pengobatan Handil Bakti untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
Kakek bocah penderita tumor Suwiji sangat berharap perhatian pemerintah dan instansi terkait dalam penanganan penyakit yang menimpa cucunya itu.
Mengingat kondisi perekonomian orangtua bocah , sebut dia, tergolong tidak mampu.
Dijelaskannya, M Julianto Ramadan mengalami serangan tumor di bibir sebelah kanan atas dengan kondisi benjolan menutupi mulut.
Terpisah, orangtua bocah Nur Solikah menungkapkan, akibat penyakit diderita anaknya, M Julianto Ramadan terpaksa berhenti sekolah karena malu.
“M Julianto Ramadan mengidap tumor sejak berusia tiga bulan,†terangnya.
Nur Solikah mengaku, sudah sering membawa anak semata wayangnya itu berobat di RSUD Ulin maupun RS Anshari Saleh Banjarmasin dengan mempergunakan kartu berobat kurang mampu mulai Jamkesda, Jamkesprov hingga BPJS.
Hanya saja, lanjutnya, hampir setahun terakhir tidak lagi membawa anak Rama (panggilan M Julianto Ramadan) berobat lantaran tak mampu, mengingat mata pencaharian suaminya Sunardi hanya bertani.
“Meski menggunakan BPJS kesehatan, namun tetap saja membutuhkan biaya selama berada di rumah sakit,†ungkapnya.
Sementara, ayah bocah penderita tumor Sunardi menambahkan, sewaktu berobat di RSUD Ulin, anaknya tidak dilakukan operasi karena keterbatasan peralatan, sebab apabila dipaksakan operasi risikonya tinggi hingga menyebebkan kematian.
Sunardi berharap, penyakit yang diderita anaknya dapat sembuh dan bisa kembali bersekolah.
“Anak saya sudah tiga bulan berhenti sekolah karena malu sering diejek sesama teman dengan sebutan si benjol,†tegasnya seraya berharap pemerintah daerah bisa membantu.