Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Setidaknya 600 pengunjung objek wisata alam Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, naik rakit bambu mennyusuri Sungai Amandit pada liburan akhir tahun 2016 dan awal 2017.
"Pengunjung Loksado pada liburan akhir dan awal tahun kali ini, lebih banyak daripada tahun lalu," kata Suedi, staf Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Hulu Sungai Selatan yang bertugas memantau objek wisata Loksado itu di Kandangan (ibu kota kabupaten tersebut, 135 kilometer utara Banjarmasin), Minggu.
Mantan Kepala Seksi Prasarana Objek Wisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata tersebut tidak menyebutkan angka pasti peningkatan pengunjung Loksado, objek wisata di kawasan Pegunungan Meratus.
Melalui telepon seluler, dia menerangkan, pada 31 Desember 2016 ada seratus rakit bambu digunakan pengunjung menyusuri hulu-hilir Sungai Amandit yaitu dari Loksado-Tugu Niih atau dengan jarak jalan darat sekitar tujuh kilometer.
Kemudian, lanjutnya, pada awal tahun baru (1 Januari 2017) hingga siang atau sekitar pukul 16.00 WITA ada 125 buah rakit bambu kembali menelusuri Sungai Amandit dari Loksado-Tugu Niih (Tugu Niih) monomen Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, 17 Mei 1949.
Mereka yang naik rakit bambu untuk olahraga air yang menantang karena melalui jeram itu rata-rata tiga orang pengunjung dengan lama tempuh dari hulu ke hilir (Loksado-Tugu Niih) sekitar dua jam.
Sedangkan sewa rakit bambu per buah Rp300.000 untuk satu kali jalan, sudah termasuk biaya jasa joki.
Mengenai permandian Tanuhi Loksado (sekitar 25 kilometer dari Kota Dodol Kandangan), dia mengatakan, pada Minggu (1/1) ada panggunggg dangdut guna menghibur pengunjung yang memadati kawasan objek wisata tirta itu.
Pengunjung permandian air panas Tanuhi harus membayar retribusi per orang Rp2.500. Ada pula vila yang bisa disewa Rp385.000 hingga Rp440.000 dengan dua kamar, demikian Suedi.
Loksado salah satu primadona objek wisata di Kalsel yang tersohor hingga ke mancangara, karenanya banyak wisatawan asing datang untuk meilihat keasrian dan penorama alam Meratus, serta menyaksikan adat istiadat komunitas masyarakat terasing.