Jakarta (ANTARA) - Kurs rupiah melemah lagi terhadap dolar AS. Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi turun 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp15.643 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.623 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah pada awal perdagangan, Selasa, melemah dipengaruhi kondisi pasar tenaga kerja AS yang lebih ketat.
"Mayoritas mata uang Asia terdepresiasi terhadap dolar AS, didorong oleh sentimen yang berasal dari data pasar tenaga kerja AS," kata Ariston kepada ANTARA di Jakarta.
Baca juga: Rupiah melemah setelah data pengangguran AS membaik
Pasar tenaga kerja AS mencatat angka yang lebih ketat, sehingga mengurangi kemungkinan Bank Sentral AS atau The Fed untuk menurunkan suku bunga kebijakannya lebih cepat pada kuartal I-2024.
Data tenaga kerja Non-Farm Payrolls AS pada November 2023 naik menjadi 199 ribu dari sebelumnya 150 ribu, dan tercatat lebih tinggi dari perkiraan sebesar 185 ribu.
Solidnya pasar tenaga kerja AS juga tercermin dari data tingkat pengangguran AS yang secara tak terduga turun menjadi 3,7 persen dari 3,9 persen.
Di sisi lain, pelaku pasar menantikan data inflasi AS untuk memproyeksikan jalur kebijakan moneter The Fed pada 2024.
Baca juga: Dolar melemah setelah rilis data pengangguran AS
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti