Jakarta (ANTARA) - Indonesia mendapatkan tambahan empat medali emas pada hari kelima SEA Games Vietnam 2021 sejak perhelatan ini dibuka resmi 12 Mei lalu di Hanoi, namun posisi Indonesia tersalip Singapura pada posisi kelima dengan 23 medali emas, 36 medali perak dan 30 medali perunggu. Indonesia juga gagal memenuhi target empat medali emas dari pencak silat setelah melewati kompetisi yang diselimuti kontroversi.
Singapura kini di atas Indonesia dengan unggul satu medali emas setelah memanen empat medali emas dari renang dan memborong tiga medali emas pencak silat.
Tuan rumah Vietnam makin kokoh di puncak klasemen medali setelah memanen 23 medali emas yang membuatnya kini total mengumpulkan 88 medali emas yang hampir tiga kali lipat yang diperoleh peringkat kedua Thailand dengan 36 medali emas.
Baca juga: Vietnam tambah tiga emas
Keempat medali emas yang diraih Indonesia hari ini berasal dari senam artistik, balap sepeda dan menembak.
Pesenam Rifda Irfanaluthfi kembali menyumbangkan medali emas senam artistik dari nomor senam lantai putri dalam hari terakhir lomba di Quan Ngua Gymnasium, Hanoi, Senin, setelah mengoleksi 12.700 poin.
Rifda memiliki poin yang sama dengan pesenam Thailand Sasiwimon Muchangpu yang juga meraih medali emas, sedangkan medali perunggu diraih oleh pesenam tuan rumah Pham Nhu Phong setelah mengoleksi 12.033 poin.
Baca juga: Tim tenis putra Indonesia menantang tuan rumah di laga pembuka SEA Games
Pada hari terakhir senam artistik ini, Rifda juga berlaga dalam nomor Women's Balance Beam, namun gagal meraih medali. Namun emas hari ini membuat Rifda telah menyumbangkan total tiga medali untuk tim senam artistik Indonesia setelah meraih medali emas dari nomor semua alat pada Sabtu (14/5) dan medali perunggu kuda lompat sehari setelah itu.
Pelatih senam artistik Eva Novalina T. Butar Butar bersyukur bisa memenuhi target yang dibebankan kepada tim senam artistik SEA Games 2021.
"Terima kasih untuk semua, kepada Tuhan, pemerintah. Karena kami bisa memenuhi target yang diberikan kepada kami," kata dia.
Rifda mempersembahkan semua medali SEA Games 2021 yang diraihnya kepada keluarga, pelatih, dan rakyat Indonesia.
Yang juga turut mempersembahkan medali emas adalah Zainal Fanani yang merupakan medali emas kedua untuk tim balap sepeda Indonesia. Zainal finis tercepat dalam lomba nomor MTB-Cross Country Olympic (XCO) putra dengan catatan waktu 1 jam 16,41 menit.
Medali perak juga menjadi milik Indonesia setelah Ihza Muhammad finis urutan kedua dengan waktu 1 jam 19,14 menit, sedangkan medali perunggu menjadi milik atlet Filipina Jericho Rivera yang finis dengan waktu 1 jam 20,04 menit.
Pada lomba lebih awal, Sayu Bella Sukma Dewi gagal mempersembahkan medali kepada Indonesia dari nomor XCO putri setelah atlet ini finis urutan kelima.
Emas nomor ini menjadi milik tuan rumah, sedangkan perak dan perunggu dibawa Malaysia.
Indonesia sendiri telah mengumpulkan dua medali emas dan dua medali perak dari balap sepeda. Emas pertama disumbangkan oleh Tiara Andini Prastika pada nomor downhill putri, sedangkan Andy Prayoga menyumbangkan medali perak dari nomor downhill putra.
Emas menembak
Dua medali emas lainnya yang direbut Indonesia hari ini berasal dari cabang olahraga menembak yang baru membuka lomba pada 16 Mei ini di Hanoi National Sport Training Center.
Emas pertama menembak Indonesia diraih dari nomor 25m Rapid Fire Pistol Men Team melalui Anang Yulianto, Dewa Yadi Putu Suteja, dan Totok Tri Martanto setelah membukukan nilai 1.710.
Indonesia mengalahkan tim tuan rumah yang terdiri dari Chuyen Phan Xuan, Thanh Ha Minh, dan Dong Dau Van. Ketiganya mendapatkan medali perak setelah mengumpulkan 1.706.
Adapun perunggu diraih Thailand melalui Schwakon Triniphakorn, Pornchai Suhkonpanich, dan Ram Khamhaeng yang total mengumpulkan 1.698.
Emas kedua Indonesia dari menembak diperoleh dari nomor 10m Air Rifle perseorangan putri setelah Dewi Laila Mubarokah mengemas skor tertinggi 247,0, di atas wakil Vietnam Thanh Thao Phi yang mendapatkan perak dengan nilai 246,2 dan petembak Thailand Chanitta Sastwej dengan nilai 224.6.
Indonesia juga mendapatkan medali perak dari menembak setelah tim putri air rifle 10 meter yang terdiri dari Citra Dewi Resti, Dewi Laila Mubarokah, dan Monica Daryanti memperoleh skor kedua terbaik dengan 1.864,4.
Hari ini juga mendapatkan medali perak dari cabang atletik setelah pelari Agustina Mardika Manik menyabet medali perak lari 800 meter putri di Hanoi National Sports Complex, Stadion Nasional My Dinh, Hanoi.
Agustina finis dengan catatan waktu 2 menit 9,09 detik, sedikit di belakang pelari Vietnam Khuat Phuong Anh dengan 2 menit 8,47 detik yang meraih emas, dan di atas peraih medali perunggu Savinder Kaur Jogind dari Malaysia yang mencatat waktu 2 menit 10,24 detik.
"Tadi salah teknik karena saya ketutup, saya dihimpit dua negara, makanya tadi pelatih bilang kamu jangan di dalam… pas 100 meter terakhir dikunci saya masuk saja, jadi Alhamdulillah bisa perak," kata Agustina usai lomba.
Catatan waktu Agustina ini lebih lambat dari pada saat memenangi medali emas PON Papua 2021 dengan 2 menit 8,91 detik.
Sedangkan taekwondo langsung menyumbangkan tiga perunggu kepada Indonesia dari nomor poomsae.
Perunggu pertama disumbangkan Muhammad Alfi Kusuma, Muhammad Hafizh Fachrur Rhozy, dan Muhammad Rizal dari nomor poomsae beregu putra setelah mengumpulkan 7,466 poin. Tuan rumah Vietnam meraih medali emas setelah mengumpulkan 7,782 poin, sedangkan Filipina mendapatkan perak dengan 7,732 poin.
Pada poomsae perseorangan, Muhammad Alfi Kusuma meraih perunggu, sedangkan atlet Vietnam mengamankan emas dengan 8,049 poin, dan perak enjadi milik wakil Malaysia dengan 7,732 poin.
Defia Rosmaniar menutup perjuangan tim taekwondo Indonesia dengan medali perunggu poomsae perseorangan putri setelah mengumpulkan 7,549 poin, di bawah atlet Filipina yang memperoleh emas nomor dengan 7,765 poin dan atlet tuan rumah yang mendapatkan medali perak setelah memperoleh 7,649 poin.
Pertandingan taekwondo akan dilanjutkan dengan disiplin nomor kyorugi (tanding) mulai 17 esok sampai 19 Mei.
Target pencak silat
Medali perunggu juga disumbangkan oleh peboling Ryan Leonard Lalisang setelah menduduki posisi ketiga terbaik dalam pertandingan hari pertama nomor tunggal putra Senin ini.
Ryan Leonard total mengumpulkan skor 1.221, kalah dari wakil Filipina yang pulang dengan emas setelah membukukan 1.292 poin dan peraih perak dari Thailand dengan 1.286 poin.
Dalam hari kelima ini kabar kurang baik muncul dari pencak silat. Bukan saja gagal mempersembahkan medali emas dari cabang andalan Indonesia ini, namun juga situasi yang melatarbelakangi atlet-atlet Indonesia itu gagal memperoleh medali emas.
Pesilat Ronaldo Neno gagal menyabet medali emas SEA Games Vietnam 2021 setelah kalah 42-49 dari atlet tuan rumah Nguyen Duy Tuyen pada final kelas H 80-85 Kg putra di Bac Tu Liem Gymnasium, Hanoi, Vietnam, Senin.
Kegagalan Ronaldo ini diikuti Muhamad Yachser Arafa dan M. Khoiruddin Mustakim yang juga kalah dalam final hari ini.
Kegagalan Ronaldo ini membuat tim silat Indonesia hanya mengemas satu emas, empat perak, dan tiga perunggu, atau gagal memenuhi target empat medali emas.
Pelatih pencak silat tim nasional Indonesia Indro Catur Haryono mengatakan banyak faktor yang menyebabkan atletnya gagal meraih emas, salah satunya faktor nonteknis seperti kepemimpinan wasit.
"Atlet sudah berjuang maksimal, dan itulah hasil akhirnya. Kami tidak dapat menyalahkan atlet, semua menjadi tanggung jawab pelatih karena mereka sudah memberikan yang terbaik," kata dia.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia Bayu Syahjohan merasa Indonesia yang dianggap raksasa pencak silat menjadi musuh bersama yang tersirat oleh keberpihakan wasit atau upaya menjegal atlet Indonesia.
"Kami tidak bisa menyebutkan tapi dapat merasakannya secara tersirat," kata dia.
Perolehan medali silat pada SEA Games 2021 ini jauh di bawah pencapaian Asian Games 2018 sekalipun ketika cabang ini menyumbangkan 14 medali emas.
Sementara itu sprinter Lalu Muhammad Zohri siap mempersembahkan emas dari nomor 100 meter setelah gagal membawa pulang medali estafet 4x100 meter.
Zohri dan tim berada pada posisi keempat dengan catatan waktu 39,65 detik, sedikit lebih lambat dari peraih perunggu Singapura yang bercatatan waktu 39,44 detik.
Medali emas direbut oleh Thailand dengan catatan waktu 38,58 detik, sementara Malaysia meraih medali perunggu setelah menorehkan waktu 39,09 detik.
Zohri sempat mengalami cedera hamstring saat turun dalam Kejuaraan Dunia Atletik Indoor di Stark Arena, Belgrade, Serbia pada 18-20 Maret. Namun, saat ini kondisinya telah membaik dan siap turun dalam nomor 100meter putra.
Indonesia urutan lima, silat gagal penuhi target
Selasa, 17 Mei 2022 7:25 WIB