Samarinda (ANTARA) - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur berhasil mengekspor komoditas arang dari kayu halaban, lidi dari daun nipah, dan lidi dari daun kelapa sawit ke Kanada.
"Ekspor perdana sudah kami lakukan empat hari lalu, atau pada 8 Oktober dengan dibantu oleh eksportir PT Masagenah," ujar Direktur BUMDes Mekar Sejati Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara Edy Muhammad Nur di Samarinda, Selasa.
BUMDes Mekar Sejati tidak sendirian dalam mengumpulkan arang dan lidi tersebut, masih ada tiga BUMDes lainnya yang melakukan hal yang sama. Ketiga BUMDes tersebut masih bertetangga atau masih satu kecamatan.
Tiga BUMDes selain Mekar Sejati tersebut adalah BUMDes Bina Mandiri di Desa Muara Badak Ulu, BUMDes Karya Prima di Desa Salo Palai, dan BUMDes Maranu di Desa Batu-Batu.
Menurut Edy, arang dari kayu halaban, oleh BUMDes yang dipimpinnya dan telah disetor ke Masagenah untuk diekspor tersebut sebanyak 2 ton dengan harga Rp3,5 ribu per kg.
Sebanyak 2 ton arang tersebut belum termasuk arang yang disetorkan ke Masagenah dari tiga BUMDes lainnya, karena tidak mungkin dalam penjualan arang ke Kanada hanya membawa 3 ton.
Sedangkan untuk lidi nipah, lanjutnya, dari Masagenah mematok harga Rp4 ribu per kg. Spesifikasi lidi yang layak ekspor adalah minimal sepanjang 120 cm, sudah kering, bersih dari daun, dan tidak berjamur.
"Untuk ekspor perdana lidi nipah tersebut BUMDes kami baru mampu menyetor ke Masagenah sebanyak 1 ton. Jumlah ini pun belum termasuk lidi yang disetor oleh BUMDes lain," katanya.
Begitu pula dengan ekspor lidi dari daun kelapa sawit, ia pun baru sanggup memenuhi 1 ton untuk ekspor perdana tersebut, namun ke depan diyakini bisa lebih banyak karena saat ini perajin di desanya masih terus berproduksi.
Untuk lidi kelapa sawit, lanjutnya, harga yang dibeli dari perajin Rp2 ribu dengan spesifikasi panjang minimal 80 cm, sudah kering, bersih dari daun, dan tidak berjamur.
"Dalam pengumpulan bahan baku dan operasional untuk perajin, kami dari BUMDes yang memodali kepada perajin. Setelah barang sudah siap, kemudian perajin yang akan menjual ke BUMDes yang selanjutnya kami setor ke Masagenah," ujar Edy.