Banjarmasin (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menyatakan kewaspadaan terhadap air pasang tinggi melanda sungai-sungai saat ini yang berpotensi banjir tinggi.
Plt Kepala BPBD Kota Banjarmasin H Edy Wibowo SE di Banjarmasin, Selasa, meminta masyarakat waspada terhadap air pasang yang terjadi seminggu ini, di mana puncaknya diprediksi pada 6 Mei ini.
Pihaknya pun di BPBD melihat kondisi fenomena alam tingginya air pasang dari laut yang masuk ke sungai-sungai di daerah ini hingga meluap dan menimbulkan genangan banjir di mana-mana, seperti terlihat di jalan Lambung Mangkurat dan di daerah pinggiran sungai, menyiapkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
"Yang jelas kita siaga dan waspada. Baik kesiapan tenaga di BPBD dan peralatan. Serta selalu berkoordinasi dengan instasi terkait dan pimpinan daerah," ujar Edy.
Dia menyebutkan dari pantauan pihaknya di lapangan dalam Minggu ini yang memang terjadi air pasang tinggi hingga menimbulkan genangan di mana-mana tersebut masih kondisi tidak mengkhawatirkan.
Namun demikian, kata Edy, tidak bisa dianggap biasa saja, sebab kondisi ini diprediksi akan ada puncaknya lebih tinggi lagi air pasangnya yang berpotensi menimbulkan banjir yang lebih tinggi.
Sebab, tutur Edy, Kota Banjarmasin memiliki dataran rendah di bawah permukaan laut, hingga mudah tergenang jika terjadi air sungai pasang.
"Makanya kita harus waspada segala kemungkinan yang terjadi, Kepada masyarakat kita minta juga tingkatkan waspada dan menjaga, memperhatikan lingkungan serta berkoordinasi ke posko BPBD jika ada hal yang sudah mulai mengkhawatirkan," papar Edy.
Sebagaimana yang terjadi pada pertengahan bulan awal tahun ini, di mana Kota Banjarmasin mengalami banjir besar hingga satu bulan bahkan ada wilayah yang genangannya lebih lama lagi air baru kering, mengakibatkan puluhan ribu rumah, khususnya di wilayah Banjarmasin Timur, Selatan dan Utara yang terdampak besar banjir itu.
Terjadinya musibah banjir tersebut tidak hanya karena hujan tinggi, dan air besar kiriman dari hulu, namun juga karena terjadi fenomena air laut pasang tinggi, sebagaimana saat ini.
"Kita pantau terus ketinggian air sungai saat ini," pungkas Edy.