Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) setempat segera melakukan penertiban para pengemis yang kian menjamur selama bulan Ramadhan.
Kepala Disdukcapil Kota Banjarmasin Khairul Saleh kepada wartawan di balaikota Banjarmasin, Senin membenarkan pihaknya berencana melakukan penertiban administrasi terhadap para pengemis tersebut.
Ia menyebutkan, sudah menjadi kebiasaan keberadaan pengemis di bulan Ramadhan meningkat tajam di bandingkan bulan biasa, lantaran mereka memanfaatkan warga Muslim yang ingin bersedekah selama bulan puasa tersebut.
Para pengemis tersebut ditengarai sebagian besar datang dari luar daerah, seperti Pulau Jawa atau Madura, makanya untuk mengatasi hal tersebut akan dilakukan penertiban, tambahnya.
Ia khawatir kedatangan pengemis ke Banjarmasin tanpa dilengkapi dengan dokumen administrasi kependudukan yang lengkap dan resmi, dan banyak dari mereka itu yang kemudian tinggal dan menetap di kota ini.
Khairul berencana menggandeng Dinas Sosial dan Satpol PP Banjarmasin dalam melakukan penertiban tersebut. Baginya, dengan menggandeng dua instansi tersebut maka akan sangat mudah menerapkan tindakan.
Nantinya jika ada pengemis atau gelandangan yang tidak bisa menunjukkan dokumen kependudukannya yang datang dari luar daerah akan ditindak sesuai aturan, dikembalikan atau diapakan, katanya.
Sementara kalau ada penduduk lokal yang tidak mampu menunjukkan dokumen kependudukan, segera didata dan akan dibuatkan identitas, katanya lagi.
Hasil pemantauan, keberadaan para pengemis selama Ramadhan ini agaknya cukup berkeliaran, mereka bukan saja minta-minta di jalan raya tetapi keluar masuk kampung, kompleks perumahan, dan perkantoran.
Para pengemis yang sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak tersebut ada yang beroperasi secara perorangan, tetapi yang tampak selama puasa ini datang secara grup, antara tiga hingga enam orang.
Berpakaian lusuh para pengemis itu tak segan-segan mengetuk pintu rumah penduduk, dan mereka berharap diberikan infaq, sedekah, atau zakat, terutama ke pemilik rumah yang dinilai orang kaya.
Apalagi jika mereka mengenai sebuah rumah pemilik orang kaya yang tiap tahun memberikan infaq, sedekah, dan zakat, maka rumah tersebut menjadi sasaran para pengemis musiman tersebut.
Para pengemis musiman itu selain diduga pendatang juga ada yang memperkirakan mereka penduduk lokal, tetapi dari desa-desa pinggiran yang miskin dari kalangan buruh dan petani dan selama Ramadhan berubah profesi sebagai pengemis.