Tapin (ANTARA) - Muhammad Khalilurrahman alias Subarjo (40) pria sederhana yang berhasil membuat perubahan besar di sektor pertanian di desanya yakni Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah.
Pria kelahiran 8 April 1980 di Desa Hiyung ini merupakan sosok utama dalam penemuan cabai yang terkenal kepedasannya 17 kali dari cabai Nasional lainnya, yakni Cabai Hiyung.
Diceritakan Subarjo, dia merupakan dari keluarga petani, jadi sejak kecil sudah mahir membantu orang tuanya dalam bercocok tanam di ladang.
"Awalnya sekitar tahun 1997 saya membeli bibit buah cabai di desa Linuh dan di tanam di penghalat atau pembatas lahan pertanian milik kami dengan petani lain," ujarnya.
Ditahun tersebut, masyarakat di Desa Hiyung kebanyakan bekerja sebagai pencari kayu galam untuk bahan bakar di dapur dan untuk pembangunan.
"Saat itu mungkin kami satu-satunya yang menanam cabai, setelah panen cabai yang ditanam di penghalatan tadi, Sebagian kami jual, sebagian kami bibitkan lagi," ujar Subarjo.
Melihat cukup menjanjikannya pertanian cabai tersebut, Subarjo menjoba menggunakan lahannya seluas 2 Hektare khusus untuk pertanian cabai.
"Setelah berhasil, warga sekitar mulai membeli bibit dari kami dan ikut menanam cabai yang sekarang dikenal dengan nama Cabai Hiyung," ujar pria yang mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD) tersebut.
Sekitar tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Tapin mulai melirik pertanian cabai di desa yang berjarak sekitar 15 km dari Kota Rantau tersebut.
"Sempat waktu itu cabai ini di wacanakan menggunakan nama saya, namun saya menolak, sehingga diputuskan nama cabai tersebut Cabai Hiyung, sesuai nama desa kami," ujarnya.
Subarjo tidak pernah mengira, cabai yang ia tanam 23 tahun lalu tersebut bisa membawa nama Tapin dikenal bahkan mendunia.
"Ya dulu kan kami cuma menanam, tidak pernah berfikir akan seperti sekarang," ujarnya.
Keberhasilannya menemukan cabai dengan varietas Cabai Hiyung tersebut terbukti dengan adanya piagam penghargaan dari Bupati di tahun 2012.
"Penghargaan inilah satu-satu yang diberikan oleh pemerintah kepada saya pribadi," tutup Subarjo.