Pelaihari (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Misnawati mengatakan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut menargetkan sekitar 45ribu jiwa atau 14,31 persen warga Tanah Laut terdata dalam Sensus Penduduk Online (SPO), dilaksanakan sejak 15 Februari hingga 31 Maret 2020.
“Hanya saja hingga saat ini baru terdata sebanyak 4.202 jiwa yang berpartisipasi dalam sensus online. Kami berharap masyarakat dapat memberikan dukungan dengan memberikan sosialisasi misalnya, melalui media sosial,” ujarnya Rapat Koordinasi Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020, di Gedung Sarantang Saruntung, Selasa (10/3).
Berdasarkan data BPS, jelas dia, warga Tanah Laut sebelumnya tercatat sekitar 296 ribu jiwa, diperkirakan akan menjadi 348 ribu jiwa atau terjadi pertambahan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sekitar 52 ribu jiwa.
Pelaksanaan sensus kali ini, terang dia, akan dilaksanakan dalam dua periode, pertama melakukan sensus secara online melalui halaman website sensus.bps.go.id pada 15 Februari s.d. 31 Maret 2020.
Kedua, papar dia, melalui kegiatan verifikasi dan pencacahan lapangan yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 31 Juli 2020.
Terpisah, Bupati Tanah Laut H Sukamta selepas membuka peluncuran sensus penduduk online meminta, kepada seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) agar meluangkan waktu untuk bisa melakukan sensus penduduk online kepada semua pegawainya.
“Termasuk Dinas Pendidikan Tanah Laut dan seluruh jaringan pendidikan bisa mengisi secara online, sehingga target 45ribu jiwa bisa tercapai. Mengingat pentingnya keakuratan data ini guna membantu kelancaran proses pembangunan,” ujar Sukamta.
Saat ini, sebut dia, dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 (SP2020), BPS melakukan inovasi dan pembaruan metode dibandingkan enam sensus penduduk sebelumnya.
SP2020, jelas dia, menggunakan metode kombinasi berupa, memanfaatkan data administrasi kependudukan dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia sebagai data dasar untuk pendataan penduduk secara lengkap, dan memanfaatkan berbagai jenis pengumpulan data yang menggunakan gadget.
Inovasi tersebut dilakukan, ungkap dia, untuk menghadapi tantangan dinamika kependudukan yang terjadi selama 10 tahun terakhir.
“Jangan sampai ada yang tidak terdata dalam sensus kali ini, karena akan mempengaruhi kebijakan yang dibuat. Dan jangan sampai menganggap data itu biasa-biasa saja karena ini data yang penting,” jelas Sukamta.