Ratusan mahasiswa yang tergabung Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sumatera Barat ( BEM Sumbar) aksi terkait kematian ratusan petugas KPPS pasca-Pemilu 2019.

Koordinator aksi Indra Kurniawan saat berorasi di Padang, Senin mengatakan kedatangan mahasiswa ke DPRD Sumbar untuk menyampaikan tuntutan agar pemerintah menindaklanjuti kematian ratusan petugas Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS).

Menurut dia pemilu serentak telah usai, namun banyak keganjilan-keganjilan yang terjadi.

Mulai dari kematian petugas KPPS yang mencapai ratusan orang serta indikasi kecurangan dalam pengumpulan data hasil perolehan suara sehingga menodai jalannya pesta demokrasi tersebut.

Unjuk rasa dimulai sejak pukul 14.00 WIB diwarnai saling dorong antara petugas dan mahasiswa sehingga beberapa mahasiswa mengalami luka memar.

Unjuk rasa dimulai dengan berjalan kaki dari Khatib Sulaiman menuju DPRD Sumbar dengan membawa spanduk dan replika mayat sebagai bentuk protes terhadap kematian anggota KPPS.

Ratusan mahasiswa tersebut ingin menemui anggota DPRD Sumbar, namun tidak seorang pun anggota dewan yang berada di kantor.

Namun, ratusan mahasiswa memaksa ingin tetap masuk ke gedung DPRD Sumbar dan petugas menghalangi sehingga terjadi aksi dorong.

Untuk mengantisipasi terjadinya keributan, petugas kepolisian memberikan akses masuk kepada perwakilan mahasiswa untuk bertemu sekretariat DPRD Sumbar

Ia mengatakan pihaknya akan datang kembali ke DPRD Sumbar dengan jumlah yang besar lagi, karena aspirasinya belum diterima oleh DPRD Sumbar.

"Kita kecewa karena aspirasi kita tidak didengarkan DPRD Sumbar. Mereka sibuk ke luar daerah semua," ucap dia.

Sementara Kabag Fasilitasi Sekretariat DPRD Sumbar Rismunandar mengatakan saat ini tidak ada seorangpun anggota DPRD Sumbar yang berkantor.

"Anggota dewan saat ini semuanya sedang ada agenda di luar daerah dan tidak ada satu pun yang berkantor hari ini," kata dia.

Pewarta: Mario Sofia Nasution

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019