Kegiatan rukyatul hilal untuk menentukan 1 Ramadhan 1440 Hijriah yang dilakukan di kawasan Pantai Jerman, Kuta, Badung, Bali, tidak dapat mengamati hilal akibat kondisi cuaca yang tertutup awan.

"Karena cuaca yang tidak mendukung, Hilal tidak dapat teramati dari kawasan ini," ujar Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Kementerian Agama Provinsi Bali, Nur Hamid, di Badung, Minggu.

Dalam rukyatul hilal tersebut, petugas dari Kanwil Kemenag Bali, BMKG, Pengadilan Agama Denpasar dan Badung, MUI, serta sejumlah ormas Islam di Bali melakukan pengamatan selama 26 menit, dimulai pada pukul 18.09 sampai 18.35 Wita

"Kami sebenarnya sudah mempersiapkan untuk melakukan sumpah apabila hilal dapat terlihat. Namun, karena berdasarkan pengamatan di lokasi hilal tidak dapat terlihat, maka kami telah melaporkan hasil pengamatan ini kepada Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam di Jakarta," katanya.

Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Iman Fatchrohman, mengatakan hilal tidak dapat terlihat dari kawasan itu karena kondisi cuaca yang tertutup awan.

"Kami juga melakukan pengamatan hilal di rooftop kantor kami, laporan dari petugas yang melakukan pengamatan di sana, Hilal juga tidak dapat teramati karena tertutup awan," katanya.

Kementerian Agama menetapkan awal puasa 1440 Hijriah/ 2019 Masehi jatuh pada Senin (6/5), setelah melakukan sidang isbat yang diikuti perwakilan ormas, ahli astronomi, tamu undangan, dan lainnya di Jakarta.

Berdasarkan pantauan ANTARA di Denpasar, umat Muslim sudah menjalankan shalat tarawih pertama di sejumlah masjid yang tersebar di wilayah tersebut, Minggu malam, sebelum menjalankan ibadah puasa mulai Senin (6/5).
 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019