Stok barang sembilan bahan pokok di Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, beberapa pekan terakhir mulai menipis, karena distribusi sembako terhenti akibat gelombang tinggi dan kapal perintis tidak beroperasi.


Kapten Kapal Perintis KM Delta Sembada di Kotabaru, Usman, Rabu mengatakan, sudah beberapa pekan ini pedagang di Pulau Sembilan "berteriak" minta dikirim sembako.

"Karena stok yang ada sudah menipis," jelas Usman, dengan menyandarkan tubuhnya di dinding kapal perintis.

Kapten KM Delta Sembada mengaku sering ditelepon oleh masyarakat dan pedagang di Pulau Sembilan, karena biasanya ia sering mengangkut sembako dari Kotabaru untuk diangkut ke beberapa pulau di selatan Kotabaru itu.

Wilayah Pulau Sembilan merupakan salah satu kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Kotabaru, yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Belum tersedia kapal angkutan umum ke wilayah Pulau Sembilan, sehingga pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan menyediakan kapal perintis untuk membuka daerah atau pulau-pulau yang masih terisolasi tersebut.

Kapal perintis yang dibiayai oleh APBN tersebut biasanya mulai beroperasi 2/3 Januari hingga 31 Desember setiap tahun.

"Namun karena sesuatu hal, kami tidak berani memberangkatkan kepala ini beroperasi sebagaimana biasa," ungkap Usman.

Jika dipaksakan beroperasi, lantas siapa yang akan menanggung biaya operasionalnya, karena hingga saat ini kami belum mendapatkan kejelasan.

Karena kapal perintis tidak beroperasi tersebut, dan akibat gelombang tinggi, kapal-kapal kecil juga tidak berani berlayar untuk mendistribusikan sembako ke Pulau Sembilan.

Ia menambahkan, dengan semakin menipisnya stok sembako, dipastikan akan berdampak pada naiknya harga sembako di wilayah Pulau Sembilan.

Kasubsi Lala dan Usaha Kepelabuhanan Kantor Administrasi Pelabuhan Kotabaru, Noor Imansyah didampingi staf Lala Muh Arfan mengatakan, dana operasional kapal yang masuk dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) masih ditandai "bintang".

"Itu artinya dana belum bisa dicairkan, sehingga kapal belum bisa diberangkatkan," jelas Arfan.

Kapal perintis baru bisa diberangkatkan apabila tanda bintang tersebut sudah hilang, maka perusahaan pemenang lelang yang mengoperasikan kapal perintis baru menandatangani kontrak dan dana baru bisa dicarikan.

Selama belum ada tandatangan kontrak, maka kapal belum bisa diberangkatkan.

Dia menambahkan, nilai kontrak kapal perintis sekitar Rp3,94 miliar.

  "Namun untuk kontrak 2013 hingga saat ini kami belum mengetahuinya, mungkin saja tetap seperti tahun lalu," tambahnya.2012 /D.

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013