Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Danu Ismadi Saderi menyarankan, program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) di provinsinya harus terintegrasi dengan usaha penggemukan.

"Dalam mewujudkan keberhasilan program Siwab itulah, Komisi II DPRD Kalsel yang diketuai Suwardi Sarlan studi komparasi ke Jawa Timur (Jatim)," ujarnya di Banjarmasin atau sebelum pertemuan di Surabaya, Jumat.

Mantan Kepala Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Banjarbaru, Kalsel itu berharap, dari hasil studi komparasi tersebut dapat meningkatkan keberhasilan program Siwab di provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota.

"Karena Jatim atau 'Bumi Brawijaya' tergolong daerah yang cukup berhasil dalam melaksanakan program Siwab, sehingga kita tidak salah untuk melakukan studi komparasi," ujarnya menjawab Antara Kalsel.

Sementara di Kalsel, dari 13 kabupaten/kota tersebut ada di antaranya yang mendapat program sebagai daerah penggemukan sapi seperti Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel II/Kabupaten Banjar itu menambahkan, kunjungan kerja (kunker) ke Jatim juga studi komparasi tentang pengembangan pembibitan/bakalan sapi.

Pasalnya, menurut wakil rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bergelar insinyur dan MS atau magister bidang pertanian tersebut, selama ini usaha pembibitan di Kalsel belum menguntungkan.

Oleh sebab itu, ke depan dengan teknik kawin suntik, program Siwab yang terintegrasi dengan usaha penggemukan akan membuat harga bakalan menjadi lebih baik/menguntungkan, demikian Danu Ismadi Saderi.

Bumi Brawijaya Jatim yang menggunakan motto daerah "Jer Basuki Mawa Beya" itu salah satu provinsi pemasok kebutuhan sapi Kalsel yang kini berpenduduk empat juta jiwa lebih tersebut, yaitu sapi Madura.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019