Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Prof Dr Jimly Asshiddiqie menganjurkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk segera bertemu dan ngopi bareng.
"Saran saya makin cepat makin baik, tidak usah ngomong politik, kalau nanti ketemu ngomong politik setelah 22 Mei itu, sekarang ini jangan. Cengengesan saja sudah cukup, asal ketemu saja, silaturahim, ngopi saja," kata Jimly kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Menurut dia pertemuan Jokowi dan Prabowo sangat penting untuk meredakan ketegangan dan tensi politik baik itu di kalangan partai pendukung maupun di level masyarakat.
Bahkan Jimly mengakui bahwa dirinya yang sempat bertemu dengan Prabowo saat menunaikan shalat Jumat di Masjid Al Azhar pekan lalu menyarankan untuk mengadakan pertemuan dengan Joko Widodo.
"Masing-masing sudah ngirim utusan, malah saya ndak diutus siapa-siapa, saya inisiatif saja pas ketemu Jumatan saya sudah bilang supaya ada pertemuan," kata Jimly.
Jimly yang merupakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi pertama tersebut menyarankan keduanya bisa bertemu di mana saja, sesegera mungkin, dan tanpa perlu membicarakan politik.
"Tidak usah bicara politik, cukup ngopi, ndak usah lama-lama 15 menit berfoto-foto cukup," kata Jimly.
Dia meminta kepada para elit politik, tokoh partai, dan tim sukses juga untuk menurunkan tensi politik bersama-sama guna meredakan ketegangan di masyarakat.
Jimly mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tidak beradu opini lagi usai pemilihan presiden dan meminta agar memercayakan proses penyelesaian pemilihan umum melalui lembaga resmi baik itu Komisi Pemilihan Umum ataupun Mahkamah Konstitusi bila ingin mengajukan gugatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Saran saya makin cepat makin baik, tidak usah ngomong politik, kalau nanti ketemu ngomong politik setelah 22 Mei itu, sekarang ini jangan. Cengengesan saja sudah cukup, asal ketemu saja, silaturahim, ngopi saja," kata Jimly kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Menurut dia pertemuan Jokowi dan Prabowo sangat penting untuk meredakan ketegangan dan tensi politik baik itu di kalangan partai pendukung maupun di level masyarakat.
Bahkan Jimly mengakui bahwa dirinya yang sempat bertemu dengan Prabowo saat menunaikan shalat Jumat di Masjid Al Azhar pekan lalu menyarankan untuk mengadakan pertemuan dengan Joko Widodo.
"Masing-masing sudah ngirim utusan, malah saya ndak diutus siapa-siapa, saya inisiatif saja pas ketemu Jumatan saya sudah bilang supaya ada pertemuan," kata Jimly.
Jimly yang merupakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi pertama tersebut menyarankan keduanya bisa bertemu di mana saja, sesegera mungkin, dan tanpa perlu membicarakan politik.
"Tidak usah bicara politik, cukup ngopi, ndak usah lama-lama 15 menit berfoto-foto cukup," kata Jimly.
Dia meminta kepada para elit politik, tokoh partai, dan tim sukses juga untuk menurunkan tensi politik bersama-sama guna meredakan ketegangan di masyarakat.
Jimly mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tidak beradu opini lagi usai pemilihan presiden dan meminta agar memercayakan proses penyelesaian pemilihan umum melalui lembaga resmi baik itu Komisi Pemilihan Umum ataupun Mahkamah Konstitusi bila ingin mengajukan gugatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019