Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berencana membuat alat penanggulangan serangan gulma enceng gondok di Sungai Martapura.
"Alat itu berupa perangkap, berbentuk pelampung panjang, dan akan ditempatkan di Sungai Martapura, dekat Jembatan Banua Anyar," kata Kepala Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin Ir Muryanta kepada wartawan, Senin .
Menurutnya, alat tersebut untuk mengatasi serangan enceng gondok dan sampah sungai yang kian hari kian menumpuk saja apalagi di saat musim hujan, sampai-sampai arus transportasi sungai terganggu.
Bahkan tumpukan enceng gondok dan sampah sungai nyangkut di dua jembatan Pasar Lama dan Pangeran Antasari dengan volume yang menggunung.
Menurutnya, perangkap enceng gondok (ilung) yang akan dibuat itu dipastikan harus kokoh, bukan perangkap sederhana dari bambu misalnya dibentangkan di atas sungai, tapi dibuatnya dengan teknologi cukup modern.
"Ini masih kita perhitungkan, tapi pastinya tiang pancangnya dari beton. Kalau pelampungnya bisa terbuat dari besi atau karet," katanya.
Dikatakan Muryanta, anggaran yang akan dialokasikan untuk program mengatasi masalah enceng gondok dan sampah sungai kiriman dari hulu sungai ini diperkirakan sekitar Rp 800 juta.
Selain membangun perangkap, pihaknya juga akan memohon tim pembebasan lahan Pemkot untuk penyediaan lahan pembuangan enceng gondok itu di sekitar Banua Anyar agar tidak terlalu jauh.
Sebab, tumpukan enceng gondok dan sampah dari sungai itu akan dikelola atau dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
"Alat itu berupa perangkap, berbentuk pelampung panjang, dan akan ditempatkan di Sungai Martapura, dekat Jembatan Banua Anyar," kata Kepala Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin Ir Muryanta kepada wartawan, Senin .
Menurutnya, alat tersebut untuk mengatasi serangan enceng gondok dan sampah sungai yang kian hari kian menumpuk saja apalagi di saat musim hujan, sampai-sampai arus transportasi sungai terganggu.
Bahkan tumpukan enceng gondok dan sampah sungai nyangkut di dua jembatan Pasar Lama dan Pangeran Antasari dengan volume yang menggunung.
Menurutnya, perangkap enceng gondok (ilung) yang akan dibuat itu dipastikan harus kokoh, bukan perangkap sederhana dari bambu misalnya dibentangkan di atas sungai, tapi dibuatnya dengan teknologi cukup modern.
"Ini masih kita perhitungkan, tapi pastinya tiang pancangnya dari beton. Kalau pelampungnya bisa terbuat dari besi atau karet," katanya.
Dikatakan Muryanta, anggaran yang akan dialokasikan untuk program mengatasi masalah enceng gondok dan sampah sungai kiriman dari hulu sungai ini diperkirakan sekitar Rp 800 juta.
Selain membangun perangkap, pihaknya juga akan memohon tim pembebasan lahan Pemkot untuk penyediaan lahan pembuangan enceng gondok itu di sekitar Banua Anyar agar tidak terlalu jauh.
Sebab, tumpukan enceng gondok dan sampah dari sungai itu akan dikelola atau dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012