Global Wakaf dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Tengah membangun sumur di Dukuh Koro, Desa Sitimulyo, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat dan sekitarnya, terutama pada saat musim kemarau mendatang.
"Saat ini kami terus mempercepat progres pembangunan sumur wakaf agar bisa segera dimanfaatkan oleh warga," kata Kepala Program Global Wakaf Jateng Giyanto saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan sumur wakaf yang akan dilengkapi dengan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) itu dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat setempat sejak Februari 2019.
Menurut dia, keberadaan sumur wakaf yang mengalirkan air bersih ini penting bagi warga Desa Sitimulyo yang sebenarnya sudah banyak warga yang memiliki sumur dan MCK.
Kendati demikian, mayoritas sumur yang dimiliki warga merupakan sumur dangkal sehingga sumur akan mengering pada saat musim kemarau tiba.
Selama musim kemarau, kata dia, warga menggantungkan kebutuhan air bersihnya pada bantuan distribusi air yang diberikan oleh pemerintah maupun dermawan.
"Untuk minum dan memasak sendiri, warga Desa Sitimulyo biasanya membeli air galon seharga Rp6.000 untuk satu galon air," ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa hingga kini pengeboran terus dilakukan untuk mencapai akuifer atau lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air yang memiliki cadangan air tanah besar agar sumber air dapat tercukupi.
"Kedalaman pengeboran 80 meter dan kedalaman pompa air 20 meter. Air sudah mengalir, pompa dan kelistrikannya sudah beres sehingga, air sudah bisa mengalir keluar," katanya.
Ketika sumur wakaf selesai dikerjakan, pengairan akan dipusatkan di tangki air dekat sumur, dimana posisinya lebih tinggi dari rumah warga.
Dari tangki air itu, air bersih hasil pengeboran akan dialirkan ke rumah-rumah warga melalui pipa.
"Insya Allah, 247 kepala keluarga di Desa Sitimulyo bisa menikmati air bersih," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Saat ini kami terus mempercepat progres pembangunan sumur wakaf agar bisa segera dimanfaatkan oleh warga," kata Kepala Program Global Wakaf Jateng Giyanto saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan sumur wakaf yang akan dilengkapi dengan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) itu dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat setempat sejak Februari 2019.
Menurut dia, keberadaan sumur wakaf yang mengalirkan air bersih ini penting bagi warga Desa Sitimulyo yang sebenarnya sudah banyak warga yang memiliki sumur dan MCK.
Kendati demikian, mayoritas sumur yang dimiliki warga merupakan sumur dangkal sehingga sumur akan mengering pada saat musim kemarau tiba.
Selama musim kemarau, kata dia, warga menggantungkan kebutuhan air bersihnya pada bantuan distribusi air yang diberikan oleh pemerintah maupun dermawan.
"Untuk minum dan memasak sendiri, warga Desa Sitimulyo biasanya membeli air galon seharga Rp6.000 untuk satu galon air," ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa hingga kini pengeboran terus dilakukan untuk mencapai akuifer atau lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air yang memiliki cadangan air tanah besar agar sumber air dapat tercukupi.
"Kedalaman pengeboran 80 meter dan kedalaman pompa air 20 meter. Air sudah mengalir, pompa dan kelistrikannya sudah beres sehingga, air sudah bisa mengalir keluar," katanya.
Ketika sumur wakaf selesai dikerjakan, pengairan akan dipusatkan di tangki air dekat sumur, dimana posisinya lebih tinggi dari rumah warga.
Dari tangki air itu, air bersih hasil pengeboran akan dialirkan ke rumah-rumah warga melalui pipa.
"Insya Allah, 247 kepala keluarga di Desa Sitimulyo bisa menikmati air bersih," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019