Dolar stabil jelang pertemuan kebijakan suku bunga Bank Sentral AS

Selasa, 19 Maret 2019 7:43 WIB

The Fed akan menjadi berita besar minggu ini, dan pasar mencari mereka...
New York (ANTARA) - Kurs dolar AS relatif stabil, hanya sedikit berubah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menempel dekat level terendah dua minggu, karena kehati-hatian tentang ekonomi Amerika dan ekspektasi untuk Federal Reserve (Fed) yang akomodatif membuat greenback tenang.

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap euro, yen, pound Inggris dan tiga mata uang lainnya, hampir datar pada Senin (18/3) di 96,555. Indeks mencapai level terendah dua minggu di 96,376 pada awal sesi.

Dolar AS telah melemah dalam beberapa sesi terakhir, karena investor memperkirakan The Fed akan mepertahankan nada dovish ketika bertemu pada Selasa (19/3) dan Rabu (20/3) minggu ini.

Pelaku pasar memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan overnight tidak berubah dan tetap pada janjinya tentang pendekatan "sabar" untuk kebijakan moneter. Data manufaktur lemah Amerika Serikat pada Jumat (15/3) membantu memperkuat ekspektasi tersebut.

"The Fed akan menjadi berita besar minggu ini, dan pasar mencari mereka untuk memperkuat garis dovish dan terus menekankan poin bahwa mereka ada di sini untuk mendukung pasar," kata Kepala Global FX, Brad Bechtel di Jefferies, dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

Pedagang akan fokus pada apakah pembuat kebijakan akan cukup menurunkan perkiraan suku bunga mereka untuk lebih menyelaraskan pandangan tingkat individu mereka selama tiga tahun ke depan dengan janji kesabaran, kata para analis.

Investor juga akan mengawasi rincian-rincian setiap rencana apa pun oleh The Fed untuk berhenti mengambil alih kepemilikan hampir 3,8 triliun dolar AS dalam bentuk obligasi-obligasi.

"Dengan Fed diperkirakan akan mengurangi perkiraannya untuk kenaikan suku bunga di mendatang, para investor akan memperkirakan ini meningkatkan selera terhadap aset-aset berisiko akhir pekan ini," kata Wakil Presiden Oanda, Dean Popplewell, yang juga analis pasar pada perusahaan perdagangan valuta asing itu.

Dolar AS menempel pada kisaran perdagangan ketat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya.

Sementara itu, rubel Rusia mencapai level tertinggi tujuh bulan, didukung oleh harga minyak yang lebih kuat dan minat terhadap obligasi negara.

Sterling turun di bawah 1,32 dolar AS, setelah ketua parlemen Inggris mengatakan kesepakatan Brexit dengan Perdana Menteri Theresa May tidak dapat dipilih lagi kecuali ada proposal lain yang diajukan.

"Perkembangan hari ini tidak mengubah pandangan kami bahwa ketidakpastian akan terus mendominasi selama dua minggu ke depan. Kami tidak akan menyarankan menambah posisi jangka panjang sterling mengingat beberapa skenario dalam permainan," kata Kepala Kantor UBS Wealth Management, Geoffrey Yu di London, Inggris.

"Namun, 'tidak ada kesepakatan' Brexit masih bukan kasus dasar kami, dan pasar tampaknya setuju tidak ada kesepakatan yang hanya terbatas pada risiko tambahan pada aset atau portofolio, yang menjelaskan mengapa pound tidak bereaksi lebih buruk," katanya.

Baca juga: Harga emas merosot jelang pertemuan bank sentral AS

Baca juga: Harga minyak ditutup pada level tertinggi 4-bulan karena pemangkasan OPEC

Baca juga: Negara-negara OPEC dan non-OPEC bahas perkembangan pasar di Azerbaijan

 

Editor: Risbiani Fardaniah

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019

Terkait

Samsung umumkan juara SIC Batch 5

Jumat, 13 September 2024 19:24
Terpopuler