Kepala bidang pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan, Dinas Kesehatan Tabalong, Kalimantan Selatan, Abdul Khair mengatakan kasus positif malaria pada 2012 hingga September capai 819 kasus.
"Sebagai daerah endemis malaria, kasus malaria di Tabalong masih cukup tinggi, tahun ini mencapai 819 kasus yang positif," jelas Abdul, Selasa di Tanjung, ibukota Tabalong.
Tahun lalu kasus positif malaria mencapai 840 sedangkan 2012 ini hingga September sudah mencapai 819 dan diperkirakan mengalami peningkatan khususnya di wilayah endemis penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk ini.
Sedangkan untuk kasus kematian akibat malaria, sejak 2011 hingga September �2012 sudah mencapai 5 kasus di Kecamatan Jaro dan Muara Uya. Dalam penanganan kasus malaria berat, Dinas Kesehatan setempat menggiatkan pemberian obat anti malaria dengan Artemisinin Combination Therapy (ACT).
Tercatat sebanyak 634 kasus malaria atau 77 persen pada 2012 yang diobati ACT dan 818 kasus atau 97 persen pada 2011.
"Pemberian obat anti malaria denga ACT memang perlu ditingkatkan �untuk mengurangi kasus malaria di Tabalong mengingat sekitar 24 desa termasuk endemis tinggi," tambah Abdul.
Terpisah Koordinator penanggulangan penyakit karena gigitan hewan, Dinkes Tabalong, Wasul Falah, �menegaskan untuk mengurangi kasus malaria perlu peran masyarakat yakni dengan membiasakan perilaku hidup bersih sedangkan program pemberian kelambu berinsektisida sendiri kurang efektif mengurangi serangan malaria.
"Dari jumlah kasus malaria hingga September 2012 yang mencapai 840 menunjukkan terjadinya peningkatan karena itu kita berharap peran serta masyarakat untuk bersama-sama mencegah malaria dengan membiasakan hidup sehat," jelas Wasul.
Tak hanya endemis malaria, Wasul pun mengakui Tabalong juga endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD) tersebar di 2 kecamatan dan 7 kelurahan.
 Dua kecamatan yang menjadi daerah endemis demam berdarah yakni Kecamatan Kelua dan Murung Pudak dimana kepadatan penduduknya cukup tinggi dibanding kecamatan lainnya/D.
(T.KR-SYO/B/H005/H005) 30-10-2012 08:19:47
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012