Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali mengecek perkembangan pembangunan Bendungan Kinarum Tabalong atau pada kabupaten paling utara provinsi tersebut yang berbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
"Kami perlu mengecek pembangunan Bendungan Kinarum tersebut sampai sejauh mana perkembangannya," ujar anggota Komisi III DPRD Kalsel H Iberhim Noor di Banjarmasin, sebelum bertolak ke "Bumi Saraba Kawa" Tabalong itu, Senin.
"Kita ingin mengetahui secara pasti permasalahan Bendungan Kinarum (sekitar 260 kilometer utara Banjarmasin) tersebut yang hingga kini belum fungsional secara optimal," tuturnya menjawab Antara Kalsel.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tersebut mengaku kurang puas dengan kunjungan ke Bendungan Kinarum beberapa kali selama ini.
Pasalnya dalam kunjungan Komisi III DPRD Kalsel beberapa kali selama ini, hampir belum pernah mendapatkan penjelasan dari orang yang paling bertanggung jawab terhadap pembangunan Bendungan Kinarum.
"Memang bangunan induk Bendungan Kinarum yang menelan biaya miliaran rupiah itu sudah selesai. Tetapi tidak akan bisa berfungsi maksimal, karena saluran pembagi air seperti pembangunan saluran utama dari kedua belum tuntas," ujarnya.
Sementara berdasarkan perencanaan, Bendungan Kinarum yang nanti mengairi ribuan hektare sawah itu bukan hanya untuk Bumi Saraba Kawa Tabalong, tetapi juga jika memungkinkan menjangkau daerah tetangga yaitu sebagian persawahan di Kabupaten Balangan, Kalsel.
"Memang 'Bumi Sanggam' Balangan juga membangun bendungan besar yaitu Bendungan Pitap yang akan mampu pula mengairi persawahan sampai ribuan hektare," lanjut politikus Partai NasDem bergelar sarjana ekonomi tersebut.
"Tetapi mungkin akan lebih baik jika kedua potensi sumber daya air yaitu Bendungan Kinarum dan Bendungan Pitap saling menunjang pengairan pertanian kedua daerah bertetangga itu," demikian Iberhim.
Kunjungan kerja Komisi III DPRD Kalsel yang diketuai Dr (HC) H Supian HK SH dari Partai Golkar ke Bumi Saraba Kawa Tabalong kali ini, 4 - 6 Maret 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kami perlu mengecek pembangunan Bendungan Kinarum tersebut sampai sejauh mana perkembangannya," ujar anggota Komisi III DPRD Kalsel H Iberhim Noor di Banjarmasin, sebelum bertolak ke "Bumi Saraba Kawa" Tabalong itu, Senin.
"Kita ingin mengetahui secara pasti permasalahan Bendungan Kinarum (sekitar 260 kilometer utara Banjarmasin) tersebut yang hingga kini belum fungsional secara optimal," tuturnya menjawab Antara Kalsel.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tersebut mengaku kurang puas dengan kunjungan ke Bendungan Kinarum beberapa kali selama ini.
Pasalnya dalam kunjungan Komisi III DPRD Kalsel beberapa kali selama ini, hampir belum pernah mendapatkan penjelasan dari orang yang paling bertanggung jawab terhadap pembangunan Bendungan Kinarum.
"Memang bangunan induk Bendungan Kinarum yang menelan biaya miliaran rupiah itu sudah selesai. Tetapi tidak akan bisa berfungsi maksimal, karena saluran pembagi air seperti pembangunan saluran utama dari kedua belum tuntas," ujarnya.
Sementara berdasarkan perencanaan, Bendungan Kinarum yang nanti mengairi ribuan hektare sawah itu bukan hanya untuk Bumi Saraba Kawa Tabalong, tetapi juga jika memungkinkan menjangkau daerah tetangga yaitu sebagian persawahan di Kabupaten Balangan, Kalsel.
"Memang 'Bumi Sanggam' Balangan juga membangun bendungan besar yaitu Bendungan Pitap yang akan mampu pula mengairi persawahan sampai ribuan hektare," lanjut politikus Partai NasDem bergelar sarjana ekonomi tersebut.
"Tetapi mungkin akan lebih baik jika kedua potensi sumber daya air yaitu Bendungan Kinarum dan Bendungan Pitap saling menunjang pengairan pertanian kedua daerah bertetangga itu," demikian Iberhim.
Kunjungan kerja Komisi III DPRD Kalsel yang diketuai Dr (HC) H Supian HK SH dari Partai Golkar ke Bumi Saraba Kawa Tabalong kali ini, 4 - 6 Maret 2019.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019