Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Banjarbaru, memprakirakan peluang hujan buatan yang dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Selatan berhasil besar.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Staklim Banjarbaru Miftahul Munir di Banjarbaru, Jumat mengatakan, peluang keberhasilan itu karena sudah cukup banyaknya bermunculan awan pembentuk hujan di atas provinsi itu.

"Awan pembentuk hujan sudah cukup banyak terbentuk di atas wilayah udara Kalsel sehingga jika ditaburi garam khusus yang bisa mempercepat hujan maka peluang turunnya hujan cukup besar," ujarnya.

Ia mengatakan, jika awan pembentuk hujan sudah terkumpul maka proses hujan buatan yang dilakukan dengan menaburi awan menggunakan garam (NaCl) bisa memberikan hasil yang cepat dan maksimal.

"Garam yang ditaburkan ke awan mempercepat proses menjadi titik air dan prosesnya tidak memerlukan waktu lama tetapi bisa saja menjadi hujan dalam hitungan jam atau menit," ungkapnya.

Dijelaskan, hujan buatan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) seperti memeram buah yang dipercepat dengan merangsang awan pembentuk hujan sehingga proses menjadi air lebih cepat.

"Jika awannya sudah terbentuk apalagi kumpulannya besar maka apabila ditaburi garam mempercepat prosesnya menjadi air sehingga turun hujan yang jatuhnya sesuai posisi awan tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT Heru Widodo mengatakan, operasi TMC atau hujan buatan di Kalsel dilaksanakan Sabtu atau tertunda dua hari karena adanya perawatan pesawat.

"Pesawat direncanakan siap diterbangkan Sabtu dan jika seluruh unsur pendukung memenuhi persyaratan maka operasi penaburan garam (NaCl) berbentuk powder ke awan pembentuk hujan segera dijalankan.

Secara teknis ia menjelaskan, sebelum operasi dilaksanakan seluruh pihak terkait mengikuti pengarahan yang berkaitan dengan pemantauan kondisi cuaca dan posisi awan hasil laporan Pos Pengamatan Meteorologi (Posmet).

"Selain dari laporan Posmet, data melalui internet maupun prakiraan BMKG juga dijadikan acuan dan apabila kondisinya mendukung maka operasi modifikasi cuaca segera dilaksanakan," ujarnya.

Ia mengatakan lebih lanjut, penerbangan pesawat dijadwalkan sebanyak dua hingga tiga kali dalam sehari tergantung kondisi cuaca dan banyaknya awan pembentuk hujan yang bisa ditaburi garam untuk mempercepat hujan.

"Penerbangan dijadwalkan dua hingga tiga kali sehari disesuaikan kondisi cuaca dan awan pembentuk hujan dengan jumlah garam yang disemai berkisar 800 kilogram hingga satu ton," katanya.

Pelaksanaan operasi TMC yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menanggulangi bencana asap kebakaran lahan dan hutan di Kalsel dijadwalkan berlangsung selama 15 hari sejak 13 Oktober 2012.

Selain Kalsel, provinsi lain di Indonesia juga sudah dilaksanakan operasi serupa yakni Provinsi Riau, dan Jambi, sedangkan Provinsi Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan operasinya masih berlangsung.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012