Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengharapkan, pelaksanaan hujan buatan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) lancar dan efektif.


"Kami mengharapkan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan berjalan lancar dan efektif menanggulangi kebakaran lahan dan hutan," ujarnya di VIP Room Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Rabu.

Orang nomor satu di jajaran Pemprov Kalsel itu sengaja datang melepas keberangkatan pesawat pengangkut garam penyemai awan sebagai bahan hujan buatan tetapi pesawatnya batal datang sehingga pelepasan pesawat ditunda Kamis.

Ia mengatakan, kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi setempat berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat disamping mengganggu sektor lainnya.

"Masyarakat merasakan langsung dampaknya yakni kabut asap yang muncul akibat kebakaran lahan dan hutan sehingga cukup mengganggu kesehatan terutama saluran pernafasan," ungkapnya.

Menurut dia, dampak lain yang diakibatkan kabut asap adalah terganggunya penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin karena terbatasnya jarak pandang sehingga penerbangan pagi hari mengalami penundaan.

"Makanya kami sangat mengharapkan hujan buatan yang dilaksanakan BNPB efektif sehingga kabut asap hilang dan kebakaran lahan dan hutan yang menimbulkan titik api juga berkurang," harapnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Aksan Zuzaimah mengatakan, pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di Kalsel berlangsung 15 hari sejak 10 Oktober 2012.

Dikatakan, operasi hujan buatan selama dua pekan itu dilaksanakan bekerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (UPTHB BPPT).

"Operasi TMC di Kalsel didukung satu unit pesawat udara jenis CASA 212-200 versi Rain Maker dengan nomor registrasi PK-TLH milik BPPT yang dioperasikan PT Nusantara Buana Air (NBA)," ungkapnya.

Dijelaskan, bahan semai yang digunakan adalah garam (NaCl) berbentuk powder dengan ukuran butir sangat halus (dalam orde mikron) dan ditaburkan di awan pembentuk hujan yang diharapkan bisa mempercepat hujan.

Kepala UPT Hujan Buatan BPPT Heru Widodo mengatakan, untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target telah ditempatkan personil di Pos Pengamatan Meteorologi (Posmet).

"Ada tiga posmet yang disiapkan termasuk personil pengamatnya yakni di Pleihari, Kandangan dan Batu Licin serta Posko di Lanud Syamsuddin Noor Banjarbaru," ujarnya.

Pelaksanaan operasi TMC untuk menanggulangi bencana asap kebakaran lahan dan hutan tahun 2012 telah dan sedang dilakukan di beberapa provinsi yakni Provinsi Riau pada 12 Agustus - 29 September 2012.

  Provinsi Jambi sejak 8 September - 7 Oktober 2012, Provinsi Kalteng sejak 27 Agustus dan masih berlangsung sampai sekarang, dan Provinsi Sumatera Selatan 7 Oktober dan masih berlangsung sampai sekarang/D.(T.KR-SYO/B/E001/E001) 10-10-2012 20:06:46  

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012