Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Forum Bersama atau Forbes, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat di Kalimantan Selatan (Kalsel) menganggap rencana DPRD provinsi setempat untuk studi komparasi ke luar negeri merupakan pemborosan.

"Pasalnya masih banyak kegiatan lain yang lebih penting, sehingga tidak perlu menggunakan uang rakyat miliar rupiah karena hanya alasan untuk studi komparasi ke luar negeri," ujar Ketua Forbes Kalsel Rizal Lesmana di Banjarmasin, Kamis.

"Walau ada aturan yang membolehkan studi komparasi ke luar negeri, tetapi duit rakyat tersebut kembalikan kepada rakyat yang lebih bermanfaat serta langsung rakyat rasakan," ujar pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) itu.

Ia menyangsikan, studi komparasi ke luar negeri dengan waktu singkat bisa maksimal mengadopsi pengalaman atau keberhasilan negara lain buat memajukan daerah dan masyarakat Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota.

"Kalaupun dipaksakan, kami akan tunggu hasil studi komparasi dari luar negeri tersebut untuk dipaparkan di hadapan publik, sehingga bisa dilihat apakah ada gunanya kunjungan kerja itu," demikian Rizal Lesmana.

Pada kesempatan terpisah, Ketua DPRD Kalsel H Burhanuddin S.Sos, MPd berpendapat, studi komparasi ke luar negeri bagi anggotanya yang berjumlah 55 orang itu bukan sebuah pemborosan.

"Karena dari studi komparasi akan banyak hasil yang kita dapat. Kita berharap dari hasil studi komparasi tersebut dapat memajukan pembangunan daerah dan masyarakat Kalsel," lanjut politikus senior Partai Golkar itu.

Untuk studi komparasi anggota DPRD Kalsel periode 2014 - 2019 itu membutuhkan biaya per orang Rp65 juta atau jumlah keseluruhan Rp3,5 miliar dengan lama kunjungan ke luar negeri berkisar antara lima sampai tujuh hari.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019