Banjarmasin,(Antaranews Kalsel) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Herawanto mengatakan, perekonomian Kalimantan Selatan sangat tergantung dengan tiga sektor yakni, pertambangan, khususnya batu bara, CPO, dan karet.

Hal tersebut tidak terlepas dari struktur perekonomian Kalsel 2016 dan 2017 didominasi sektor pertambangan, sektor pertanian dan sektor industri olahan, ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Herawanto, di Banjarmasin, Sabtu.

Menurut dia, ?tahun 2016 dan 2017 tersebut didominasi sektor pertambangan sebesar 20,9 persen, sektor pertanian sebesar 14,9 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 14 persen yang notabene sektor-sektor berbasis komoditas.

Selain itu, ucap dia, akibat ketidakpastian global yang terjadi beberapa tahun terakhir menyebabkan harga-harga komoditas tersebut mengalami ketidakstabilan, sehingga menyebabkan perekonomian Kalimantan Selatan rentan terhadap kondisi global.?

Dengan demikian, sebut dia, Kalimantan Selatan harus membangun sumber baru perekonomian untuk mengurangi ketergantungan akan harga komoditas.

Berdasarkan hasil riset Bank Indonesia pada 2015 mengenai analisa pertumbuhan, jelas dia, diketahui Kalsel terjebak dalam sumber penghasilan kekayaan sumber daya alam melimpah, ?sehingga kurang mendorong tumbuhnya industri bernilai tambah tinggi.

Kenyataan yang ada, sumber daya alam Kalsel mayoritas di ekspor dalam bentuk mentah atau olahan pertama.leh karena itu, ungkap dia, diperlukan upaya untuk mencari sumber perekonomian baru yang lebih berkelanjutan.

Berdasarkan temuan awal riset strategi pertumbuhan Bank Indonesia, terang dia, sektor ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yaitu, ?agroindustri, perikanan, ekonomi kreatif dan pariwisata.

Kami memandang dengan potensi yang ada, salah satu potensi dapat dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi di Kalsel adalah," ekonomi dan keuangan syariah,"tegasnya.

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019