Paringin, (Antaranews Kalsel) - Berbagai dukungan baik Legislatif maupun Eksekutif di Bumi Sanggam, julukan Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, terhadap penggiat sosial yang dinilai tepat sasaran serta terus bergerak secara fleksible, dengan mengajak serta bersinergi dengan berbagai lapisan, terus memberikan angin segar bagi perjuangan untuk memecahkan isu sosial di masyarakat.

Tentunya setiap pemerintahan tak lepas dari berbagai isu sosial yang tentu saja membutuhkan perhatian dan kepedulian bersama, tanpa memandang sebuah instansi maupun jabatan, akan tetapi lebih kepada respon atau kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Dikatakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), H Abdul Hadi, Senin (28/1) di Paringin, ibukota kabupaten setempat, bahwa dalam suatu masyarakat selalu masyarakatlah yang menentukan sesuatu itu dapat disebut masalah sosial atau bukan.

Selama turut berkecimpung dalam organisasi sosial Sahabat Balangan Centre (SBC) dan menemukan banyak hal permasalahan isu sosial di masyarakat, ia menilai bahwa hal yang paling mendominasi adanya masalah sosial adalah faktor ekonomi, karena faktor inilah yang terlihat sangat mencolok dengan adaya banyak perbedaan yang ada dalam tingkat perekonomian masyarakat.

"Masalah sosial yang lain yang sering timbul dikarenakan oleh adanya kemajuan teknologi atau globalisasi, menyebabkan kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar atau orang terdekat semakin terabaikan," tuturnya.

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Perkembangan dunia teknologi dan ilmu pengetahuan tidak hanya menimbulkan keuntungan-keuntungan saja, namun ada juga dampak negatif yang harus diperhatikan. 

Semisal dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kebanyakan individu maupun kelompok masyarakat lebih cenderung memanfaatkan masalah sosial sebagai ajang perbincangan, mengumpulkan komentar bahkan isu publik yang hanya habis dalam sebuah pembahasan, semisal di media sosial.

"Jadi yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan, adalah masyarakat yang kemudian disosialisasikan di media sosial. Dan tingkat keparahan masalah sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dengan realita yang terjadi. Namun cenderung habis dalam sebuah pembahasan tanpa pemecahan masalah," bebernya.

Contohnya adalah masalah kemiskinan yang dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku di masyarakat yang bersangkutan.

Padahal, semua perubahan yang ada, termasuk masalah sosial, harus diperhatikan dengan benar agar pemecahan masalahnya pun juga dapat maksimal dilaksanakan, dengan diusulkan kepada instansi pemerintahan yang telah ditentukan bidangnya masing-masing dengan anggaran yang telah di usulkan serta disetujui.

Akan tetapi, hal itu saat ini lebih cenderung berkurang pesat. Masyarakat seakan enggan melaporkan setiap permasalahan isu sosial kepada instansi-intansi yang sudah tersedia sejak lama. 

Munculnya gerakan para penggiat sosial Sahabat Balangan Centre (SBC) layaknya sebuah instansi sosial yang dinantikan oleh masyarakat selama ini. Padahal mereka hanya warga biasa yang memiliki kesamaan niat dan tujuan, yakni untuk berkecimpung dalam organisasi sosial yang berkegiatan fleksible dengan dana swadaya.

"Artinya mereka tidak memiliki pendapatan atau kas yang tetap, yang selalu tersedia untuk membantu warga. Akan tetapi, warga lebih banyak melaporkan permasalahan sosial serta meminta bantuan kepada para penggiat sosial di Sahabat Balangan Centre (SBC)," ketus Ketua DPRD Balangan, H Abdul Hadi.

Tentu hal ini seharusnya dilakukan oleh intansi pemerintah yang jelas-jelas mendapatkan gajih bulanan, biaya kegiatan, serta anggaran untuk berbagai kegiatan sosial di masyarakat, sebagai salah satu tugas dalam mendukung pembangunan manusia.

"Masyarakat harusnya mengedepankan instansi pemerintah yang berkecimpung dalam hal tersebut sebagai ujung tombak pelayanan yang dibangun oleh pemerintahan sejak lama, namun kenyataannya tidak seperti itu. Lalu dengan munculnya Sahabat Balangan Centre (SBC) seakan masyarakat menemukan banyak harapan disana, semua mata seakan tertuju kesana. Ini yang harus disadari oleh Instansi-instansi di pemerintahan yang memiliki gajih serta anggaran," ketusnya.

Untuk itu, Abdul Hadi mengusulkan agar Sahabat Balangan Centre (SBC) mendapatkan dana hibah dari pemerintah, bahkan perusahaan-perusahaan swasta serta perbankan yang ada di Kabupaten Balangan, agar kegiatan yang benar-benar tepat sasaran ini terus berlanjut serta menebarkan virus kepedulian sosial kepada seluruh masyarakat bahkan instansi pemerintahan.

Bahkan lanjutnya, hingga saat ini kegiatan sosial Sahabat Balangan Centre (SBC) belum pernah mengajukan proposal kemanapun untuk dana berkegiatan. Sementara, kebanyakan organisasi baik sosial atau organisasi lainnya, sering mendahulukan proposal dana dibandingkan pergerakan.

"Toh mereka yang berkegiatan disana harus menghidupi diri dan keluarga mereka. Mereka tidak pernah mencari untung dalam kegiatan, bahkan tanpa upah. Sementara mereka menghabiskan banyak waktu untuk membantu warga, mulai dari mengumpulkan dana dimasyarakat, bertindak, dan menuntaskan permasalahan sosial yang mereka temukan di masyarakat. Sehingga saya khawatir kegiatan yang sangat bagus itu akan hancur akibat dari permasalahan ekonomi para anggotanya," imbuhnya.
 

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019