Banjarmasin (Antaranews Kalsel)- Sebanyak 150 jenis buah endemik Kalimantan terancam punah, menyusul kian maraknya penebangan kayu, pembukaan lahan perkebunan, dan pertambangan.
"Kalau tidak ada upaya penyelamatan, maka buah-buah khas tersebut akan punah," kata pemerhati buah lokal Kalimantan Selatan, Hanif Wicaksono saat di tanya di sela-sela kontes buah durian dan pameran buah eksotis Kalimantan yang diselenggarakan oleh Gubernur Kalsel Syahbirin Noor di lokasi objek wisata Kiram, sekitar 70 KM Utara Banjarmasin, Kamis.
Menurut Hanif Wicaksono yang dikenal sebagai pemenang Satu Indonesia Award yang diselanggarakan oleh Astra Grup tersebut, 150 jenis buah tersebut merupakan sumber genetika yang harus tetap ada untuk anak cucu kedepan.
Oleh karena itu, ia menyarankan kepada pengambil kebijakan untuk menjaga genetika tersebut dengan tidak mengizikan begitu saja usaha pertambangan dan perkebunan, yang bisa menghilangkan seluruh potensi tersebut.
"Coba bayangkan jika satu gunung yang di atasnya terdapat jenis sumber genetika yang langka, lalu ditebang dan dikupas hanya untuk mengambil satu komoditi umpamanya batubara, maka sumber genetika itu akan hilang selamanya, dan itu sampai terjadi tentu sangat sayang sekali, kalau batubara kan bisa saja dicarikan sumber energi alternatif yang lain," kata Hanif.
Ia menyebutkan jenis buah endemik tersebut untuk jenis durian saja ada sekitar delapan varietas dan puluhan spicie dengan nama lokal yang macam-macam.
Nama lokal terhadap durian tersebut, ada yang disebut lahung, mantaula, lekol, mahrawin, karatongan, pampakin, pampakin layung, matuala, dan beberapa nama lainnya yang membedakan adalah bentuk buah, bentuk duri kulit, warna kulit, warna isi, dan isi serta aromanya.
Ada satu jenis durian yang dulu sudah dianggap punah ternyata kembali ditemukan di Desa Marajai, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, yang disebut durian trako. Isi buahnya merah sementara kulitnya kuning keemasan.
Kemudian untuk jenis nangka-nangkaan ada 17 jenis, dengan nama lokal, ada tarap biasa, tarap banyu, tiwadak, binturung, kulidang, mentawa, tarusung, buyian, dan nama lainnya.
Rambutan ada spicies ada lima, lingkit, siwau, rambutan, buluan, untit, jari-jari, dan maritam.
Sementara jenis mangga-manggaan ada 21 jenis, seperti seperti cuban, kasturi cicilitan, kulipisan, rawa-rawa, hampalam, tandui dan nama lokal lainnya. Belum lagi aneka jenis kapul dan sebagainya.
Kontes durian dan pameran buah eksotis tersebut dengan menyajikan 10 ribu buah durian untuk dimakan gratis oleh ribuan pengunjung. Sementara stand pameran ada 113 buah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kalau tidak ada upaya penyelamatan, maka buah-buah khas tersebut akan punah," kata pemerhati buah lokal Kalimantan Selatan, Hanif Wicaksono saat di tanya di sela-sela kontes buah durian dan pameran buah eksotis Kalimantan yang diselenggarakan oleh Gubernur Kalsel Syahbirin Noor di lokasi objek wisata Kiram, sekitar 70 KM Utara Banjarmasin, Kamis.
Menurut Hanif Wicaksono yang dikenal sebagai pemenang Satu Indonesia Award yang diselanggarakan oleh Astra Grup tersebut, 150 jenis buah tersebut merupakan sumber genetika yang harus tetap ada untuk anak cucu kedepan.
Oleh karena itu, ia menyarankan kepada pengambil kebijakan untuk menjaga genetika tersebut dengan tidak mengizikan begitu saja usaha pertambangan dan perkebunan, yang bisa menghilangkan seluruh potensi tersebut.
"Coba bayangkan jika satu gunung yang di atasnya terdapat jenis sumber genetika yang langka, lalu ditebang dan dikupas hanya untuk mengambil satu komoditi umpamanya batubara, maka sumber genetika itu akan hilang selamanya, dan itu sampai terjadi tentu sangat sayang sekali, kalau batubara kan bisa saja dicarikan sumber energi alternatif yang lain," kata Hanif.
Ia menyebutkan jenis buah endemik tersebut untuk jenis durian saja ada sekitar delapan varietas dan puluhan spicie dengan nama lokal yang macam-macam.
Nama lokal terhadap durian tersebut, ada yang disebut lahung, mantaula, lekol, mahrawin, karatongan, pampakin, pampakin layung, matuala, dan beberapa nama lainnya yang membedakan adalah bentuk buah, bentuk duri kulit, warna kulit, warna isi, dan isi serta aromanya.
Ada satu jenis durian yang dulu sudah dianggap punah ternyata kembali ditemukan di Desa Marajai, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, yang disebut durian trako. Isi buahnya merah sementara kulitnya kuning keemasan.
Kemudian untuk jenis nangka-nangkaan ada 17 jenis, dengan nama lokal, ada tarap biasa, tarap banyu, tiwadak, binturung, kulidang, mentawa, tarusung, buyian, dan nama lainnya.
Rambutan ada spicies ada lima, lingkit, siwau, rambutan, buluan, untit, jari-jari, dan maritam.
Sementara jenis mangga-manggaan ada 21 jenis, seperti seperti cuban, kasturi cicilitan, kulipisan, rawa-rawa, hampalam, tandui dan nama lokal lainnya. Belum lagi aneka jenis kapul dan sebagainya.
Kontes durian dan pameran buah eksotis tersebut dengan menyajikan 10 ribu buah durian untuk dimakan gratis oleh ribuan pengunjung. Sementara stand pameran ada 113 buah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019