Kandangan, (Antaranews Kalsel) - Danrem 101/Antasari Kolonel Arm Syaiful Rachman menyampaikan pementasan Reog Ponorogo dalam penutupan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-103 Kodim Kandangan merupakan upaya untuk menjaga warisan budaya, dan memasyarakatkannya sehingga dapat diakui sebagai warisan budaya dunia. 

Ia mengatakan, Reog berpotensi untuk dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, apalagi belakangan ini reog makin banyak dipentaskan dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam penutupan TMMD di Lapangan Lambung Mangkurat, Kota Kandangan, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Selasa (13/11) lalu.

Baca juga: Ibu-ibu serbu pasar murah penutupan TMMD Kodim Kandangan

"Untuk itu agar masyarakat di Indonesia, tak hanya di Ponorogo, dapat mengenal tentang reog maka event yang melibatkan reog juga harus lebih sering digelar, seperti halnya pada saat penutupan TMMD ke 103 Kodim 1003 Kandangan ini," katanya.

Dijelaskan dia, ini upaya Memasyarakatkan reog demi diakui warisan budaya dunia, dan Reog Ponorogo diupayakan menjadi salah satu warisan budaya United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sejak tahun 2010.

Selain menanti keputusan dari UNESCO, Danrem menjelaskan pementasan adalah upaya lebih memasyarakatakan reog, utamanya bagi masyarakat, dan ia mengambil contoh batik, keris dan angklung yang sudah dikenal dan dicintai di seluruh Indonesia sehingga seolah-olah sudah menjadi milik bersama.

Baca juga: Warga Malilingin berikan kenang-kenangan Mandau untuk Satgas TMMD

Dalam rangkaian kegiatan penutupan TMMD, danrem dibantu segenap Prajurit Kodum 1003 Kandangan menaiki kesenian Reog Ponorogo, awalnya tampak was-was namun senyum sumringah terkembang setelah berhasil menaiki Reog tersebut,

"Saya bangga penyambutannya luar biasa dari Kodim Kandangan dengan Reog Ponorogo dan baru pertama kali naik reog, ternyata rasanya luar biasa, seperti naik motor trail yang penuh dengan adrenalin di medan pegunungan," katanya. 
 

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018