Banjarmasin,(Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meluncurkan angkutan kota pelajar ceria gratis untuk mengangkut para pelajar dari berbagai wilayah kota Banjarmasin ke sekolah.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin Ichwan Nur Chalik Kamis mengatakan, angkutan kota (angkot) pelajar gratis selain untuk mengurangi kemacetan daerah juga untuk membantu para sopir angkutan yang kini mati suri.
"Saat ini banyak angkot yang mati suri, kami ingin membantu para sopir tersebut agar bisa kembali mendapatkan penghasilan yang lebih baik," katanya.
Melalui angkutan pelajarar ceria ini, tambah dia, pihaknya berupaya memberdayakan angkot yang masih layak dan baik, untuk mengangkut para pelajar saat pergi maupun pulang sekolah.
Awalnya, Dishub menyewa angkot tersebut untuk menjemput para siswa dari rumahnya ke sekolah, tetapi kemudian berdasarkan perhitungan, dari pada Dishub harus menyediakan tenaga sopir lagi, akhirnya ditetapkan, pemilik angkot sekaligus diangkat menjadi honorer Dishub.
Hasilnya, cukup menggemberikan, selain mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat, para sopir angkot juga jauh lebih bertanggungjawab.
"Jadi sekarang, para sopir yang sekaligus pemilik angkot, penghasilannya cukup lumayan, minimal di atas UMP kota Banjarmasin," katanya.
Para sopir, yang awalnya bekerja dengan pakaian seadanya dan hanya memakai sandal, kini mereka memakai seragam Dishub dan bersepatu.
Para pelajar, yang rata-rata siswa SMP juga bersemangat naik angkot ke sekolah, terbukti mobil yang dicat dengan warnah ceria, selalu penuh saat berangkat maupun pulang sekolah, Bahkan para sopir harus bolak-balik menjemput para siswa hingga terangkut semua.
"Ada cerita lucu, siswa yang biasanya naik sepeda ke sekolah, begitu melihat teman-temannya naik angkot gratis, sepedanya langsung dilempar begitu saja, dan lari mengejar angkot," katanya.
Para sopir pun mengangku bangga dan merasa keren dengan memakai seragam Dishub yang rapi.
Saat ini, angkot pelajar ceria yang disediakan pemerintah sebanyak 10 mobil, pada 2019 akan ditambah lima mobil lagi, sehingga totalnya menjadi 15 angkot.
Program ini, tambah dia, terbukti selain meringankan beban orang tua untuk mengurangi uang transportasi, juga mampu mengangkat kehidupan para sopir yang semakin memprihatinkan.
Kenapa angkot, tambah Ichwan, karena kondisi lalu lintas Kota Banjarmasin, tidak memungkinkan untuk dilalui oleh bus pelajar.
Salah seorang sopir angkutan pelajar ceria Onnie Effendi mengatakan, sangat bersyukur dengan adanya program tersebut.
Menjadi sopir angkutan pelajar gratis ini, tambah dia, mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, selain pendapatan yang diterima lebih besar, juga ada kepastian uang yang diterima tiap bulan.
"Saat menjadi sopir angkutan umum, pendapatan kotor per hari sekitar Rp150, bahkan bisa kurang, kalau sekarang rata-rata Rp175 ribu per hari," katanya
Hal senada juga diungkapkan oleh Marsidianto, Kakek berusia 68 tahun yang mengaku telah menggeluti profesi sebagai sopir angkot sejak tahun 2008.
Tadinya profesi sopir angkot ini sangat menjajikan karena masih banyaknya perusahaan plywood yang masih beroperasi di kota ini, namun seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan yang tidak beroperasi lagi dan angkot miliknya mulai ditinggalkan warga.
Terbukti saat ini sangat sulit mendapatkan penumpang, dalam satu hari terkadang hanya mampu mendapatkan masukan paling tinggi Rp75 ribu, terkadang hanya Rp 25 ribu bahkan tidak mendapatkan penumpang sama sekali.
Setelah direkrut oleh dinas perhubungan melalui program angkutan ceria ini, sekarang dirinya mengaku mendapatkan kepastian pendapatan dan tidak menombok lagi untuk beli BBM, serta bisa menyimpan untuk kebutuhan dirumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin Ichwan Nur Chalik Kamis mengatakan, angkutan kota (angkot) pelajar gratis selain untuk mengurangi kemacetan daerah juga untuk membantu para sopir angkutan yang kini mati suri.
"Saat ini banyak angkot yang mati suri, kami ingin membantu para sopir tersebut agar bisa kembali mendapatkan penghasilan yang lebih baik," katanya.
Melalui angkutan pelajarar ceria ini, tambah dia, pihaknya berupaya memberdayakan angkot yang masih layak dan baik, untuk mengangkut para pelajar saat pergi maupun pulang sekolah.
Awalnya, Dishub menyewa angkot tersebut untuk menjemput para siswa dari rumahnya ke sekolah, tetapi kemudian berdasarkan perhitungan, dari pada Dishub harus menyediakan tenaga sopir lagi, akhirnya ditetapkan, pemilik angkot sekaligus diangkat menjadi honorer Dishub.
Hasilnya, cukup menggemberikan, selain mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat, para sopir angkot juga jauh lebih bertanggungjawab.
"Jadi sekarang, para sopir yang sekaligus pemilik angkot, penghasilannya cukup lumayan, minimal di atas UMP kota Banjarmasin," katanya.
Para sopir, yang awalnya bekerja dengan pakaian seadanya dan hanya memakai sandal, kini mereka memakai seragam Dishub dan bersepatu.
Para pelajar, yang rata-rata siswa SMP juga bersemangat naik angkot ke sekolah, terbukti mobil yang dicat dengan warnah ceria, selalu penuh saat berangkat maupun pulang sekolah, Bahkan para sopir harus bolak-balik menjemput para siswa hingga terangkut semua.
"Ada cerita lucu, siswa yang biasanya naik sepeda ke sekolah, begitu melihat teman-temannya naik angkot gratis, sepedanya langsung dilempar begitu saja, dan lari mengejar angkot," katanya.
Para sopir pun mengangku bangga dan merasa keren dengan memakai seragam Dishub yang rapi.
Saat ini, angkot pelajar ceria yang disediakan pemerintah sebanyak 10 mobil, pada 2019 akan ditambah lima mobil lagi, sehingga totalnya menjadi 15 angkot.
Program ini, tambah dia, terbukti selain meringankan beban orang tua untuk mengurangi uang transportasi, juga mampu mengangkat kehidupan para sopir yang semakin memprihatinkan.
Kenapa angkot, tambah Ichwan, karena kondisi lalu lintas Kota Banjarmasin, tidak memungkinkan untuk dilalui oleh bus pelajar.
Salah seorang sopir angkutan pelajar ceria Onnie Effendi mengatakan, sangat bersyukur dengan adanya program tersebut.
Menjadi sopir angkutan pelajar gratis ini, tambah dia, mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, selain pendapatan yang diterima lebih besar, juga ada kepastian uang yang diterima tiap bulan.
"Saat menjadi sopir angkutan umum, pendapatan kotor per hari sekitar Rp150, bahkan bisa kurang, kalau sekarang rata-rata Rp175 ribu per hari," katanya
Hal senada juga diungkapkan oleh Marsidianto, Kakek berusia 68 tahun yang mengaku telah menggeluti profesi sebagai sopir angkot sejak tahun 2008.
Tadinya profesi sopir angkot ini sangat menjajikan karena masih banyaknya perusahaan plywood yang masih beroperasi di kota ini, namun seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan yang tidak beroperasi lagi dan angkot miliknya mulai ditinggalkan warga.
Terbukti saat ini sangat sulit mendapatkan penumpang, dalam satu hari terkadang hanya mampu mendapatkan masukan paling tinggi Rp75 ribu, terkadang hanya Rp 25 ribu bahkan tidak mendapatkan penumpang sama sekali.
Setelah direkrut oleh dinas perhubungan melalui program angkutan ceria ini, sekarang dirinya mengaku mendapatkan kepastian pendapatan dan tidak menombok lagi untuk beli BBM, serta bisa menyimpan untuk kebutuhan dirumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018