Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bila beberapa waktu lalu Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina diundang Kementerian Lingkungan Hidup RI menjadi narasumber tentang penerapan Perwali nomor 18 tahun 2016 tentang Larangan Kantong Plastik Bagi Ritel dan Toko Modern di Kota Banjarmasin, kini giliran sebuah lembaga independent yang bermarkas di Jakarta (Ideafest), mengundang orang nomor satu di Bumi Kayuh Baimbai untuk menjadi keynote speaker dalam kegiatan talk show bertajuk Wiser Choice For Planet = Benefit in The Long Run.

Bertempat di Jakarta Convention Center, kegiatan yang menghadirkan tiga narasumber yakni aktris Eva Celia, Kartika Anindya dan Tiza Mafira, dilaksanakan, Jumat (26/10).

Larangan kantong plastik di Kota Banjarmasin, kata H Ibnu Sina, diterapkannya karena ada faktor lain yang menyebabkan ia harus mengambil langkah luar biasa untuk mengurangi sampah.

Secara keseluruhan, terangnya, luasan TPA yang dimiliki Kota Banjarmasin hanya sekira 39,5 hektar, yang diprediksi dalam 5 tahun ke depan tidak akan dapat lagi menampung tumpukan sampah. “Masyarakat pasti akan kebingungan kemana mereka akan membuang sampah, jadi untuk mengurangi timbunan itu harus dari sumbernya, makanya Perwali Nomor 18 tahun 2016 itu kemudian ditanda tangani ketika saya baru tiga bulan menjabat sebagai Walikota,” ujarnya.

Timbunan sampah plastik sebelum diterapkannya Perwali tersebut, lanjutnya, sekira 84,8 ton per hari. 
Setelah diterapkan Perwali tersebut, saat ini sampah plastiknya rata-rata per tahun hanya sekira 2,33 persen per tahun, artinya terjadi pengurangan sekira 62,6 ton.

Berdasarkan hal tersebut dan pemikiran bahwa pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat, maka dibuatlah regulasi tersebut. 
Sebagai ganti kantong plastik, jelasnya lagi, masyarakat bisa menggunakan bakul purun sebagai penggantinya. 

Bakul tersebut bisa digunakan berulang-ulang dan bahanya terbuat dari tanaman yang banyak tumbuh di daerah-daerah rawa.

Imbas digunakannya bakul purun itu, katanya lagi, ternyata membuka peluang pekerjaan dan usaha bagi masyarakat, termasuk kalangan difable yang dengan keterbatasannya direkrut untuk ikut membuat usaha bakul purun. “Di akhir tahun 2017 lalu ada banyak sekali permintaan terkait dengan bakul purun sebagai alternatif pengganti kantong plastik ini, kalau tidak salah bulan tadi dari rumah kreatif mengirimkan pesanan hampir 1000 bakul purun per bulan, permintaan dikirim ke Jakarta sebagai pengganti kantong plastik dan ini menimbulkan sebuah efek peningkatan kesejahteraan bagi warga,” terangnya. 

Tiza Mafira. Wanita yang pernah bekerja sebagai Staff Khusus Kepresidenan di bagian Internasional Affair selama masa Kepemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengatakan, penggunaan kantong plastik itu harus dilakukan masyarakat dengan bijak, sehingga sampah yang ditimbulkan dari kantong plastik yang sudah tidak terpakai dapat dikendalikan.

“Kita melihat kantong plastik itu digunakan secara tidak bijak, dan semua orang sepertinya menggunakan kantong plastik sesukanya seperti kita bernafas dengan oksigen, padahal dampak dari sampahnya sangat luar biasa,” katanya.

Karena itu, Executive Direktor of Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik ini mengajak masyarakat untuk diet kantong plastik. “Jadi diet kantong plastik itu ajakan kepada masyarakat untuk bijak menggunakan kantong plastik,” pungkasnya.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018