Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Supian HK berpendapat, perlu sinergi untuk mewujudkan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola) yang berada di wilayah barat provinsi tersebut menjadi kawasan pertanian terpadu.
"Sinergi tersebut antara lain antara pemerintah provinsi (Pemprov) dengan pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemkot)," ujar wakil rakyat bergelar sarjana hukum dan mendapat gelar doktor kehormatan itu di Banjarmasin, Selasa.
Selain itu, sinergi antarinstansi sektoral atau pihak terkait lain, lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong tersebut.
Jejangkit (sekitar 40 kilometer barat Banjarmasin)) sebuah kawasan di Kecamatan Mandastana, Batola yang menjadi ajang kegiatan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tahun 2018, dan sekaligus sebagai tempat puncak acara peringatan tersebut.
Menurut Supian HK yang Ketua Komisi III DPRD Kalsel dan juga Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar provinsi setempat itu, sinergi tersebut pascapuncak acara peringatan HPS 2018, pada 18 Oktober lalu.
"Pasalnya Jejangkit potensial untuk kawasan pertanian terpadu, yaitu bukan cuma bercocok tanam padi, tetapi juga usaha peternakan, perikanan darat/air tawar, serta perkebunan. Apalagi dengan kawasan yang cukup luas mencapai ribuan hektare (ha)," demikian Supian HK.
Dalam rangkaian HPS 2018, melalui Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia, pemerintah pusat memprogramkan pembukaan lahan atau pencetakan sawah seluas 4000 ha.
Rencana pembukaan lahan atau pencetakan sawah akan terus penambahan luasannya serta sebaran, tidak cuma di Batola, tetapi juga kabupaten lain sebagai salah satu upaya mewujudkan Kalsel menjadi lumbung pangan nasional.
Sementara lumbung padi Kalsel sendiri yang terdiri atas 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebut yaitu Kabupaten Banjar dan Batola.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Sinergi tersebut antara lain antara pemerintah provinsi (Pemprov) dengan pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemkot)," ujar wakil rakyat bergelar sarjana hukum dan mendapat gelar doktor kehormatan itu di Banjarmasin, Selasa.
Selain itu, sinergi antarinstansi sektoral atau pihak terkait lain, lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong tersebut.
Jejangkit (sekitar 40 kilometer barat Banjarmasin)) sebuah kawasan di Kecamatan Mandastana, Batola yang menjadi ajang kegiatan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tahun 2018, dan sekaligus sebagai tempat puncak acara peringatan tersebut.
Menurut Supian HK yang Ketua Komisi III DPRD Kalsel dan juga Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar provinsi setempat itu, sinergi tersebut pascapuncak acara peringatan HPS 2018, pada 18 Oktober lalu.
"Pasalnya Jejangkit potensial untuk kawasan pertanian terpadu, yaitu bukan cuma bercocok tanam padi, tetapi juga usaha peternakan, perikanan darat/air tawar, serta perkebunan. Apalagi dengan kawasan yang cukup luas mencapai ribuan hektare (ha)," demikian Supian HK.
Dalam rangkaian HPS 2018, melalui Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia, pemerintah pusat memprogramkan pembukaan lahan atau pencetakan sawah seluas 4000 ha.
Rencana pembukaan lahan atau pencetakan sawah akan terus penambahan luasannya serta sebaran, tidak cuma di Batola, tetapi juga kabupaten lain sebagai salah satu upaya mewujudkan Kalsel menjadi lumbung pangan nasional.
Sementara lumbung padi Kalsel sendiri yang terdiri atas 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebut yaitu Kabupaten Banjar dan Batola.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018