Tanjung, (Antaranews.Kalsel) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Taufiqurrahman Hamdie mengatakan tahun ini tercatat 44 warga positif Demam Berdarah Dengue.
"Hingga bulan ini kita temukan 44 kasus DBD tersebar di sejumlah kecamatan," jelas Taufiqurrahman di Tanjung, Senin.
Dari 44 kasus positif DBD belum ada korban meninggal namun Dinas Kesehatan terus menggiatkan upaya penanganan demam berdarah salah satunya sosialisasi pencegahan adanya jentik nyamuk.
Dari 44 kasus DBD yang terjadi di 'Bumi Saraba Kawa' ini terbanyak di Kecamatan Murung Pudak mencapai 16 kasus.
Sedangkan Kecamatan Bintang Ara, Upau dan Haruai hingga saat ini belum ditemukan kasus demam berdarah.
Kabupaten Tabalong sendiri termasuk wilayah endemis penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini.
Bahkan tahun lalu kabupaten paling Utara Provinsi Kalsel ini jadi lokasi
penelitian DBD menyangkut resistensi dan perilaku nyamuk serta populasi serangga kecil bersayap itu.
Penelitian DBD dilaksanakan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru (BBTKLPP) bekerja sama dengan tiap puskesmas.
"Kita menghimbau masyarakat untuk mencegah adanya genangan air agar tidak menjadi sarang jentik," jelas Taufiqurrahman.
Terpisah anggota dewan setempat Sumiati mengakui mulai banyaknya kasus DBD khususnya di wilayah Utara seperti Kecamata Jaro.dan Muara Uya.
"Kita dapat laporan ada warga Desa Namun yang positif demam berdarah karena itu perlu menjadi perhatian bersama agar kasus serupa tidak bertambah," jelas Sumiati.
Di wilayan Utara sendiri kasus DBD juga cukup banyak yakni Kecamatan Muara Uya yang mencapai 12 kasus dan Jaro 4 kasus.
Sedangkan wilayah perkotaan seperti Tanjung ditemukan 5 kasus dan Kelua 2 kasus DBD.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Hingga bulan ini kita temukan 44 kasus DBD tersebar di sejumlah kecamatan," jelas Taufiqurrahman di Tanjung, Senin.
Dari 44 kasus positif DBD belum ada korban meninggal namun Dinas Kesehatan terus menggiatkan upaya penanganan demam berdarah salah satunya sosialisasi pencegahan adanya jentik nyamuk.
Dari 44 kasus DBD yang terjadi di 'Bumi Saraba Kawa' ini terbanyak di Kecamatan Murung Pudak mencapai 16 kasus.
Sedangkan Kecamatan Bintang Ara, Upau dan Haruai hingga saat ini belum ditemukan kasus demam berdarah.
Kabupaten Tabalong sendiri termasuk wilayah endemis penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini.
Bahkan tahun lalu kabupaten paling Utara Provinsi Kalsel ini jadi lokasi
penelitian DBD menyangkut resistensi dan perilaku nyamuk serta populasi serangga kecil bersayap itu.
Penelitian DBD dilaksanakan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru (BBTKLPP) bekerja sama dengan tiap puskesmas.
"Kita menghimbau masyarakat untuk mencegah adanya genangan air agar tidak menjadi sarang jentik," jelas Taufiqurrahman.
Terpisah anggota dewan setempat Sumiati mengakui mulai banyaknya kasus DBD khususnya di wilayah Utara seperti Kecamata Jaro.dan Muara Uya.
"Kita dapat laporan ada warga Desa Namun yang positif demam berdarah karena itu perlu menjadi perhatian bersama agar kasus serupa tidak bertambah," jelas Sumiati.
Di wilayan Utara sendiri kasus DBD juga cukup banyak yakni Kecamatan Muara Uya yang mencapai 12 kasus dan Jaro 4 kasus.
Sedangkan wilayah perkotaan seperti Tanjung ditemukan 5 kasus dan Kelua 2 kasus DBD.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018