Paringin, (Antaranews Kalsel) - Hingga akhir September 2018, cakupan hasil pelaksanaan kampanye Measles dan Rubella (MR) di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, sudah mencapai 50,28 persen.

Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan, H Ahmad Nasa'i, Senin (1/10) bahwa pihaknya sudah menggandeng para Ulama dan Tokoh Masyarakat se Kabupaten Balangan, untuk kampanye MR, hingga 29 September 2018, capaian kampanye MR sudah mencapai 50,28 persen.

"Merujuk pada pertemuan Ulama se Provinsi Kalimantan Selatan terkait padangan para ulama tentang vaksin MR, maka Kamis (20/9) lalu kita mengundang para Ulama se Kabupaten Balangan, untuk perwakilan masing-masing kecamatan sebanyak lima orang, untuk sosialisasi masalah MR, karena informasi terkait hal tersebut di masyarakat bahkan di kalangan ulama masih simpang siur, terkait halal dan haram," ungkapnya.

Pada pertemuan tersebut dijelaskan dan diterangkan terkait kandungan vaksin MR yang selama ini menjadi perdebatan, hal ini agar para ulama dan tokoh masyarakat dapat memahami terkait kandungan serta keamanan vaksin MR tersebut.

Dalam kesempatan itu lanjut Nasa'i, juga dijelaskan bahwa meskipun Rubella tergantung penyakit ringan, namun sangat berdampak bagi janin para ibu hamil, yang bisa menimbulkan kecacatan pada bayi yang lahir, diantaranya katarak, tuli, cacat anggota tubuh, dan lain sebagainya.

"Alhamdulillah kita mendapat dukungan para Ulama dan Tokoh Masyarakat, dan semoga hal ini tidak lagi menjadi perdebatan panjang, sementara bahaya yang ditimbulkan pada janin dan bayi yang akan dilahirkan oleh para ibu hamil tidak pernah menunggu perdebatan selesai," tutur H Ahmad Nasa'i.

Disampaikan, untuk capaian di beberapa titik kampanye MR di Kabupaten Balangan, Paringin, 64%, Paringin Selatan 55%, Lampihong 26%, Batumandi 59%, Desa Lokbatu 41 %, Awayan 43%, Tebing Tinggi 67%, Juai 54%, wilayah Pirsus II Paringin 43%, Halong 49%, Desa Uren 49%, Desa Tanah Habang 34%.

Kemudian pada capaian tersebut, masih banyak yang menolak terkait alasan halal haram vaksin yang dipengaruhi oleh simpang siur kabar, terutama oleh Tokoh Masyarakat sendiri, tuturnya.

Kemudian kampanye MR itu sendiri diperpanjang hingga 31 Oktober 2018, dan terus kita jalankan, pungkasnya.

 

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018