Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan berupaya mendorong kemajuan iklim usaha daerah antara lain dengan pengembangan bisnis berbasis digital.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Herawanto di Banjaramasin Selasa mengatakan, potensi pemanfaatan platform digital untuk pengembangan bisnis, saat ini sangat besar.

Hal tersebut, didasarkan pada data dan informasi jumlah pengguna internet Indonesia yang saat ini cukup besar.

Sebagai contoh, menurut data BPS pada 2016 jumlah masyarakat Indonesia yang terlibat aktivitas jual beli melalui platform e-commerce mencapai 26,2 juta orang.

Sedangkan pada 2017 transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 10,9 miliar dolar AS atau meningkat 41 persen dari 2016 yang mencapai 5,5 miliar dolar AS.

Bahkan, tambah dia, menurut forecast dari Bloomberg pada 2020 separuh penduduk Indonesia akan terlibat aktivitas e-commerce.

Ke depan, peran platform digital terutama e-commerce terhadap perekonomian Indonesia, umumnya dan Kalimantan Selatan khususnya akan semakin besar.

Hal itu, bila mengacu pada data Statistik pada 2016 e-commerce hanya menyumbang 8,7 persen atas penjualan ritel global, kemudian meningkat pada 2017 menjadi 10,1 persen dan diprediksi pada 2018 ini akan meningkat menjadi 15,5 persen.

Pemanfaatan platform digital untuk pengembangan bisnis tersebut, diproyeksi akan memberi nilai tambah sebesar 115 miliar dolar AS atau setara 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025.

Teknologi digital, kata Herawanto, juga dipercaya akan membantu penyerapan tenaga kerja hingga 4 juta orang di tahun 2025.

"Memperhatikan tren perkembangan tersebut, Bank Indonesia telah mendirikan Fintech Office pada tanggal 14 November 2016," katanya.

Hal itu dilakukan, dalam rangka mengoptimalkan perkembangan teknologi bagi pengembangan perekonomian dan meningkatkan daya saing industri keuangan berbasis teknologi Indonesia.

Fintech Office merupakan wadah asesmen, mitigasi risiko, dan evaluasi atas model bisnis dan produk/layanan dari Fintech, serta inisiator riset terkait kegiatan layanan keuangan berbasis teknologi.

Pembentukan Fintech Office, tambah dia, didasari kesadaran Bank Indonesia, sebagai otoritas sistem pembayaran, mengenai perlunya mendukung perkembangan transaksi keuangan berbasis teknologi yang sehat.

Hal ini dilakukan dengan menjaga keseimbangan antara inovasi dan pengelolaan risiko, menyusun regulasi yang mengedepankan perlindungan konsumen, serta memperkuat koordinasi dengan pihak terkait.

Pernyataan tersebut disampaikan Herawanto saat membuka acara temu responden tahun 2018 dengan tema ?Pemanfaatan Platform Digital untuk Pengembangan Bisnis?. Pertemuan tersebut, sebagai lanjutan dari tema tahun lalu yakni ?Ekonomi Digital? dengan harapan seluruh pemangku kepentingan memiliki semangat untuk melakukan terobosan yang ditawarkan oleh perkembangan ekonomi terkini.

"Khususnya perkembangan teknologi dan Pemanfaatan Platform Digital untuk Pengembangan Bisnis sebagai bagian dari percepatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan," katanya.

Pada pertemuan tersebut, Bank Indonesia mengundang narasumber yaitu, Saryo ? Analis Fintech Office Bank Indonesia, yang menyampaikanmenyampaikan materi terkait Perkembangan Teknologi Finansial di Indonesia.

Kemudian, Yohanes Sugihtononugroho, Chief Executive Officer PT CROWDE Membangun Bangsa, dengan materi mengenai peer to peer funding terutama sektor perkebunan dan peternakan.

Selanjutnya,Muhammad Solihin Fikri - Head of Community Management Bukalapak, yang menyampaikan materi mengenai perkembangan e-commerce serta digital community.

Terakhir, GM Susanto, pakar dan penulis buku, menyampaikan materi terkait digital marketing.Budi Suyanto








 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018