Barabai, (Antaranews Kalsel) - Asisten Bidang Pemerintahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) H Ainur Rafiq menyampaikan perkembangan desa di Kabupaten HST terbilang lamban.

"Perlu adanya inovasi baru dalam upaya akselerasi penguatan Pemerintahan desa (Pemdes)," katanya saat rapat Koordinasi dengan jajaran Dinas PMD dan Camat se HST, Senin.

Selama ini pemerintah pusat sampai daerah terus berupaya keras untuk meningkatkan penyelenggaraan Pemdes melalui pembinaan, termasuk dengan mengucurkan miliaran dana bantuan pembangunan per desa.

Namun ternyata tingkat perkembangan desa di HST ternyata masih lamban dan belum sebagaimana hasil yang diharapkan oleh kepala daerah.

Menurut Rafiq kelambanan tingkat perkembangan desa ini terlihat dari data Indeks Desa Membangun (IDM) yang dirilis Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2017.

Dari 161 desa di HST baru ada tiga desa berkatagori maju, sementara yang lainnya 106 desa berkembang, 44 desa tertinggal dan 7 desa sangat tertinggal.

"Lambannya perkembangan desa ini dapat mengakibatkan stagnannya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa," katanya.

Dia menyatakan pula bahwa kelambanan perkembangan desa di HST ini setidaknya disebabkan oleh tiga permasalahan. Pertama, lemahnya koordinasi antar steakholder pembina desa tingkat kabupaten.

Kedua, belum optimalnya peran Dinas PMD dan Kecamatan dalam pembinaan penyelenggaraan pemdes, karena keterbatasan SDM yang dimiliki. Ketiga, belum optimalnya penyelenggaraan pemdes, pemberdayaan masyarakat dan pelayanan publik.

Guna mengatasi permasalahan tersebut itu Rafiq menawarkan inovasi kebijakan strategis yang melibatkan segenap steakholder dan peran masyarakat secara partisipatif.

"Yaitu melalui proyek perubahan akselerasi penguatan pemdes dengan strategi Satu Padu Sinergikan Gerakan Desa Kami Tersenyum atau yang disingkat dengan Sapa Si Gadis," katanya.

Adapun ruang lingkup Sapa Si Gadis meliputi indentifikasi perumusan masalah dan isu strategis, rapat koordinasi tingkat kabupaten, penyusunan kerangka pikir proyek perubahan yang akan diangkat sebagai panduan atau acuan.

Selanjutnya penetapan empat desa model sebagai pilot project sapa Si Gadis yang akan menjadi virus kemajuan bagi desa-desa yang lain dan sosialisai serta tersusunnya SK Bupati tentang Tim Evaluasi APBDesa dan perencanaan pembangunan desa.

Output Dari pelaksanaan proyek perubahan melalui Sapa Si Gadis ini yaitu yang pertama terlaksananya koordinasi yang efektif dan berkesinambungan seluruh SKPD terkait dalam mengevaluasi penyelenggaraan pemdes.

Kedua, meningkatnya peran dinas PMD dan Desa serta Kecamatan dalam pembinaan penyelenggaraan Pemdes. Ketiga penguatan penyelenggaraan pemdes, pemberdayaan masyarakat, dan pelayanan publik desa dengan indikator.

Yaitu meningkatnya nilai IDM melalui upaya perbaikan sector-sektor penilaian, meningkatnya pelayanan publik desa melalui pembuatan system pelayanan terpadu baik offline maupun online dan Meningkatnya upaya pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan BUMDes.

Keempat, meningkatnya partisipasi masyarakat dengan menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai budaya positif yang sudah ada di masyarakat.

Ditambahkan, melalui strategi Sapa Si Gadis secara berkesinambungan diharapkan akan dapat mengembangkan gerakan cinta lingkungan (Hijau desaku, jangan membuang, manfaatkan gasan yang akan datang atau Jambu Matang).

 Berikutnya Gerakan cinta berbagi dengan Handilan Amil ZIS, dan Gerakan cinta sehat, Handilan Datang, Cek, Sehat  dan gerakan cinta cerdas dengan handilan membaca itu menyenangkan.

Sementara itu, Plt Bupati HST H A Chairansyah melalui Kabag Humas Ramadhan memberi apresiasi dan sangat  memdukung adanya inovasi strategi yang digagas oleh Asisten Bidang Pemerintahan melalui strategi Sapa Si Gadis.

“Inovasi strategi seperti Sapa Si gadis ini sangat diperlukan dalam upaya mengakselerasi penguatan penyelenggaraan pemerintahan desa yang lebih maju dan mandiri di HST. Pemerintah deerah akan terus dorong dan dukung munculnya inovasi-inovasi lain dari para birokrat dalam percepatan kemajuan pembangunan di Bumi Murakata," katanya.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018