Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan meminta tambahan Heli Water Bombing (pengebom air) untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di provinsi setempat.
"Kami meminta tambahan heli ke BNPB dan sudah diproses pergeseran dua heli dari Kalteng dan Kalbar memperkuat pengeboman di Kalsel," kata Kepala BPBD Kalsel Wahyudin di Banjarbaru, Ahad.?
Ia mengatakan, permintaan heli tambahan karena satu unit heli yang didatangkan BNPB sejak pertengahan Agustus lalu cukup kewalahan mengatasi titik karhutla yang tidak ada penurunan.
Ia menyebutkan hampir setiap hari selalu muncul titik api sehingga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan terutama di kabupaten dan kota rawan kebakaran karena lahan kosong maupun gambut.
"Setiap hari selalu ada lahan terbakar baik lahan kosong maupun lahan gambut sehingga setiap hari pula satu unit heli diturunkan untuk melakukan penyiraman lahan yang terbakar," ungkapnya.
Ia menjelaskan, satu unit heli yang telah beroperasi hampir satu bulan melakukan pengeboman air sebanyak 70 kali bolak balik ke titik kebakaran dalam satu hari selama hampir tujuh jam.
"Operasional heli setiap hari 70 kali melakukan pengeboman air ke titik api dan setiap kali mengangkut air sebanyak 3 ribu liter dari kapasitas tandor air yang dibawa 5 ribu liter," ucapnya.
Ia mengatakan seluruh wilayah Kalsel terdapat kawasan yang terbakar dengan luasan yang bervariasi sehingga status ditetapkan siaga darurat karhutla dan kondisi lahan sangat mudah terbakar.
"Rekapitulasi luasan lahan terbakar dari data hari Jumat (14/9) mencapai 2.005 hektare yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota se-Kalsel sebanyak 13 kabupaten dan kota," ujarnya.
Ia menambahkan luasan lahan terbakar yang mencapai dua ribu hektare lebih itu terjadi sejak tanggal 1 Januari hingga 14 September 2018 dengan jumlah 552 kali kebakaran hutan dan lahan.
Luasan lahan paling banyak terbakar dari 13 kabupaten dan kota se-Kalsel berada di Kota Banjarbaru yang mencapai 467,03 hektare dengan lokasi paling banyak di lahan gambut.
Urusan kedua yang banyak lahannya terbakar adalah Kabupaten Banjar seluas 418,33 hektare, Kabupaten Tapin 334,65 hektare, dan Kabupaten Tanah Laut 311,1 hektare.
Kemudian, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 170,6 hektare, Hulu Sungai Utara 96 hektare, Kotabaru 47,9 hektare, Hulu Sungai Tengah 32,3 hektare dan Tanah Bumbu seluas 39 hektare.
Selanjutnya, Kabupaten Balangan 45 hektare, Tabalong 28,5 hektare, Barito Kuala seluas 12,3 hektare dan Kota Banjarmasin 2 hektare sehingga total se-Kalsel mencapai 2.005,21 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Kami meminta tambahan heli ke BNPB dan sudah diproses pergeseran dua heli dari Kalteng dan Kalbar memperkuat pengeboman di Kalsel," kata Kepala BPBD Kalsel Wahyudin di Banjarbaru, Ahad.?
Ia mengatakan, permintaan heli tambahan karena satu unit heli yang didatangkan BNPB sejak pertengahan Agustus lalu cukup kewalahan mengatasi titik karhutla yang tidak ada penurunan.
Ia menyebutkan hampir setiap hari selalu muncul titik api sehingga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan terutama di kabupaten dan kota rawan kebakaran karena lahan kosong maupun gambut.
"Setiap hari selalu ada lahan terbakar baik lahan kosong maupun lahan gambut sehingga setiap hari pula satu unit heli diturunkan untuk melakukan penyiraman lahan yang terbakar," ungkapnya.
Ia menjelaskan, satu unit heli yang telah beroperasi hampir satu bulan melakukan pengeboman air sebanyak 70 kali bolak balik ke titik kebakaran dalam satu hari selama hampir tujuh jam.
"Operasional heli setiap hari 70 kali melakukan pengeboman air ke titik api dan setiap kali mengangkut air sebanyak 3 ribu liter dari kapasitas tandor air yang dibawa 5 ribu liter," ucapnya.
Ia mengatakan seluruh wilayah Kalsel terdapat kawasan yang terbakar dengan luasan yang bervariasi sehingga status ditetapkan siaga darurat karhutla dan kondisi lahan sangat mudah terbakar.
"Rekapitulasi luasan lahan terbakar dari data hari Jumat (14/9) mencapai 2.005 hektare yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota se-Kalsel sebanyak 13 kabupaten dan kota," ujarnya.
Ia menambahkan luasan lahan terbakar yang mencapai dua ribu hektare lebih itu terjadi sejak tanggal 1 Januari hingga 14 September 2018 dengan jumlah 552 kali kebakaran hutan dan lahan.
Luasan lahan paling banyak terbakar dari 13 kabupaten dan kota se-Kalsel berada di Kota Banjarbaru yang mencapai 467,03 hektare dengan lokasi paling banyak di lahan gambut.
Urusan kedua yang banyak lahannya terbakar adalah Kabupaten Banjar seluas 418,33 hektare, Kabupaten Tapin 334,65 hektare, dan Kabupaten Tanah Laut 311,1 hektare.
Kemudian, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 170,6 hektare, Hulu Sungai Utara 96 hektare, Kotabaru 47,9 hektare, Hulu Sungai Tengah 32,3 hektare dan Tanah Bumbu seluas 39 hektare.
Selanjutnya, Kabupaten Balangan 45 hektare, Tabalong 28,5 hektare, Barito Kuala seluas 12,3 hektare dan Kota Banjarmasin 2 hektare sehingga total se-Kalsel mencapai 2.005,21 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018