Suasana hutan yang selalu rimbun dengan aliran sungai jernih dan bebatuan dihiasi aneka tumbuhan berbunga di Pegunungan Meratus Provinsi Kalimantan Selatan ternyata surga bagi kehidupan kupu-kupu.

Kawasan yang paling diminati tinggal dan berkembangnya binatang cantik ini adalah di Gunung Batu Basar, atau Gunung Halau-Halau Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), kata Ahmad Arifin seorang pemandu wisata senior Kalimantan Selatan.

"Kawasan Pegunungan Meratus, khususnya di kawasan tertinggi wilayah itu, yaitu Gunung Halau-Halau 1898 dari permukaan laut, merupakan objek petualangan wisatawan mancanegara," katanya.

Bahkan, kata Ahmad Arifin pernah dua orang wisatawan berasal dari Jepang yang ternyata kolektor kupu-kupu mendatangi kawasan tersebut, dan mereka sempat mengambil begitu banyak foto kupu-kupu daerah tersebut dan ada beberapa jenis yang dibawa mereka pulang.

Mereka punya kiat tersendiri memancing kupu-kupu untuk hinggap, adalah hanya menempatkan selembar kain handuk agak basah disuatu tempat, entah dikasih pengharum atau dikasih apa ternyata kupu-kupu senang hinggap di kain handuk tersebut.

Lokasi yang dipilih kolektor kupu-kupu asal Jepang ini sebuah tempat dimana terdapat aliran sungai dengan hutan tidak terlalu lebat dan agak terbuka dengan sinar matahari yang cukup.

Lokasi yang dipilih tersebut terbukti begitu banyak kupu-kupu beterbangan, dan sebagian besar kupu-kupu dengan bentuk sayap beraneka warna.

Menurut penuturan wisatawan Jepang tersebut,mereka akan publikasikan kawasan tersebut sebagai kawasan objek wisata menarik, lantaran terdapat puluhan bahkan ratusan spicies kupu-kupu.

Setelah kedatangan wisatawan Jepang tersebut menyusul lagi beberapa grup wisatawan mancanegara khususnya dari Eropa berpetualang di Pegunungan Meratus.

Wisatawan eropa ini bukan hanya ingin melihat kupu-kupu, tetapi juga ingin melihat aneka jenis burung, aneka jenis serangga, aneka jenis monyet, dan binatang melata disamping jenis hutan tropis basah dan kehidupan masyarakat Dayak Pedalaman kawasan tersebut.

Berdasarkan data, Pegunungan Meratus merupakan kawasan pegunungan yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan yang membentang sepanjang sekitar 600 kilometerpersegi dari arah tenggara dan membelok ke arah utara hingga perbatasan Kalimantan Timur.

Di sepanjang Pegunungan Meratus ini memang kaya akan kandungan plora dan fauna.

Secara geografis kawasan Pegunungan Meratus terletak di antara 115�38�00" hingga 115�52�00" Bujur Timur dan 2�28�00" hingga 20�54�00" Lintang Selatan.

Pegunungan ini menjadi bagian dari delapan kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Hulu Sungai Tengah (HST), Balangan, Hulu Sungai Selatan (HSS), Tabalong, Kotabaru, Tanah Laut, Banjar dan Tapin.

Pegunungan Meratus merupakan kawasan berhutan yang bisa dikelompokkan sebagai hutan pegunungan rendah.

Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan beberapa vegetasi dominan.

Vegetasi dominan tersebut seperti Meranti Putih (Shorea spp), Meranti Merah (Shorea spp), Agathis (Agathis spp), Kanari (Canarium dan Diculatum BI), Nyatoh (Palaquium spp), Medang (Litsea sp), Durian (Durio sp), Gerunggang (Crotoxylon arborescen BI), Kempas (Koompassia sp), Belatung (Quercus sp).

Menurut Ahmad Arifin yang sekarang sudah menjadi PNS di lingkungan Pemprov Kalsel untuk menju Gunung Halau-halau kawasan tertinggi Meratus tersebut tidaklah terlalu sulit.

Dari Kota Barabai ibukota Kabupaten HST menuju Kota Birayang, kemudian sekitar 30 Km ke arah Batutangga, dan dari Batutangga baru berjalan kaki sekitar satu hari.

60 Spicies

Sebuah kegiatan tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 08/HST di kawasan Pegunungan Meratus di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan Kalsel adalah menemukan puluhan spicies kupu-kupu.

Berdasarkan laporan Mayor Sus Komaruddin Pajarah Sub Korwil 08/HST yang disampaikan kepada ANTARA menyebutkan tim ekspedisi berhasil mendokumentasikan 60 jenis kupu-kupu di Kampung Sawang Desa Uren Kecamatan Halong Kabupaten Balangan pada penjelajahan dan penelitian tahap ketiga di minggu pertama.

Penjelajahan dan penelitian Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 08/HST tersebut adalah tahap ketiga pada minggu pertama mulai berlangsung sejak Rabu (13/6) sampai dengan Selasa (19/6).

Penjelajahan tersebut juga melibatkan peneliti Dr Abdul Haris Mustari, dosen pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB yang dibantu oleh Kapten Psk Efendi Hermawan dan Praka Tugiran.

Menurut Abdul Haris Mustari, seperti dikutip Komaruddin dari 60 jenis kupu-kupu yang ditemukan terdapat dua jenis kupu-kupu yang dilindungi oleh pemerintah RI serta termasuk dalam daftar appendix 2 CITES (Convention of International Trade on Endangered Species).

Kupu-kupu dimaksud yaitu kupu-kupu sayap burung (Troides andromache) dan kupu kupu Brook (Trogonoptera brookiana).

Penyebaran Troides andromache terbatas di Kalimantan bagian utara dan timur. Sedangkan penyebaran Trogonoptera brookiana meliputi Kalimantan, Pulau Natuna dan Sumatera.

Jenis lain yang cukup langka yaitu Pachliopta aristolochiae, Papilio nephelus, dan Papilio memnon.

Haris menambahkan bentang alam Pegunungan Meratus sangat penting untuk kehidupan berbagai jenis kupu-kupu karena kondisi alamnya yang khas, terdapat beragam jenis tumbuhan berbunga, aliran air jernih yang bersumber langsung dari mata air pegunungan, terdapat air terjun serta adanya tebing-tebing karst atau batu kapur khas Pegunungan Meratus. Habitat kupu-kupu adalah hutan primer dan sekunder, katanya seraya menyebutkan ketika matahari mulai terik sekitar pukul 9 pagi, kupu-kupu mulai mengepakkan sayapnya mencari sari bunga dan nektar, dan aktivitas kupu-kupu itu berlangsung hingga pukul 14.00.

Setelah itu jenis serangga ini mulai mengurangi aktivitasnya menjelang sore hari. Karena itu waktu terbaik untuk melihat kupu-kupu beraktivitas di habitat aslinya adalah pada periode waktu tersebut di atas.

Lama hidup (Life span) kupu-kupu sangat singkat bervariasi dari yang hanya hidup beberapa hari sampai kupu-kupu yang berumur 3 bulan, kata Haris.

Penyerbukan

Haris menjelaskan secara ekologi, keberadaan kupu-kupu sangat penting karena berperan sebagai penyerbuk berbagai jenis tumbuhan berbunga.

Tanpa kupu-kupu, penyerbukan tidak akan berlangsung sehingga akan berpengaruh terhadap regenerasi tumbuhan maupun regenerasi hutan.

Karena itu jenis serangga cantik ini dapat menjadi indikator kesehatan lingkungan. Habitat yang memiliki keragaman kupu-kupu tinggi berarti memiliki keragaman tumbuhan yang tinggi pula.

Kupu-kupu sangat peka akan perubahan lingkungan baik kondisi vegetasi maupun tingkat pencemarannya. Keragaman jenis kupu-kupu yang tinggi hanya dapat dijumpai pada habitat yang sehat serta masih asri. Setiap jenis kupu-kupu memiliki kesukaan bunga tertentu terutama tumbuhan dari famili Aristolochiacea dan Rutaceae, tuturnya.

"Secara ekonomi, kupu-kupu sangat penting karena dapat menjadi obyek wisata yang sangat menarik. Bahkan di berbagai daerah seperti di Maros Sulawesi Selatan, berbagai jenis kupu-kupu dikembangbiakkan untuk dijadikan souvenir dalam bentuk spesimen (awetan kupu) yang disimpan dalam bingkai, yang cukup mahal harganya." katanya.

Selain itu fungsinya sebagai penyerbuk bunga selain secara ekologi, juga penting secara ekonomi karena berbagai bunga dan buah dapat dinikmati manusia karena peran penting kupu-kupu.

Sementara di Poskotis Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012, Wadan Sub Korwil 08/HST Mayor Inf Ardian Triwasana mengatakan, tim peneliti yang berhasil mendokumentasikan sebanyak 60 jenis kupu-kupu di lokasi penjelajahan tahap ketiga, saat ini akan dikirim ke Posko Utama Cijantung Jakarta untuk dilaksanakan penelitian lebih lanjut.

"Mudah-mudahan temuan-temuan ini akan menambah perbendaharaan taksa serangga di Kalimantan Selatan," tegas Wadan Sub Korwil 08/HST Mayor Inf Ardian Triwasana.C



Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012